Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung. (Tangkap layar akun YouTube Bank Indonesia)
Jakarta, tvrijakartanews - Bank Indonesia (BI) menyampaikan tantangan dalam menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) di tanah air. Untuk itu, salah satunya momentum pertumbuhan ekonomi yang terus dijaga.
"Tantangan yang kita hadapi dalam menjaga SSK terus harus kita respons dan harus kita persiapkan, termasuk juga momentum pertumbuhan ekonomi yang harus kita jaga," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (2/10/2024).
Juda mengatakan masalah pertama adalah bagaimana Indonesia bisa memanfaatkan siklus keuangan global yang sudah mulai mengalami pelonggaran seiring pengaruh penurunan Fed Fund Rate (FFR) dan BI Rate pada bulan September 2024.
"Pelambatan inflasi di Amerika Serikat (AS), serta berbagai kebijakan stimulus untuk menurunkan tingkat ketidakpastian pasar keuangan internasional. Hal ini mengingat kebutuhan pembiayaan ekonomi semakin meningkat pada tahun-tahun mendatang," tuturnya.
Di sisi lain, kata Juda, dinamika ekonomi dan keuangan global dapat berkembang begitu cepat, termasuk risiko geopolitik Timur Tengah yang memiliki implikasi terhadap ekonomi.
"Mulai dari gejolak harga minyak hingga rantai pasok global. Karena itu, risiko tersebut harus dicermati dan dikelola dengan baik," ucapnya.
Menurutnya, peningkatan risiko operasional yang muncul dari digitalisasi keuangan juga menjadi tantangan dalam menjaga SSK. Memang, digitalisasi membawa manfaat besar bagi perekonomian Indonesia dalam bentuk akses keuangan lebih mudah.
"Sehingga mendorong transformasi ekonomi. Namun, manfaat-manfaat itu datang dibarengi dengan risiko-risiko baru yang harus diantisipasi," pungkasnya.