Penurunan Permintaan Domestik Dolar AS, Rupiah Ditutup Menguat 10 Persen
EkonomiNewsHot
Redaktur: Citra Sandy Anastasia

Ilustrasi Rupiah. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah menguat 10 poin terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan mata uang garuda disebabkan data ekonomi AS dirilis pada hari Jumat (27/12/2024).

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turut menguat ke level Rp16.157 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.162 per dolar AS.

"Rupiah menjadi mata uang terkuat di antara mata uang Asia pada hari Senin (30/12), didukung oleh data ekonomi AS yang dirilis pada hari Jumat (27/12), serta penurunan permintaan domestik terhadap dolar AS," ujar Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede di Jakarta, Selasa (31/12/2024).

Untuk keadaan ekonomi domestik, perdagangan obligasi cenderung sepi menjelang akhir tahun seiring sebagian besar yield Surat Berharga Negara (SBN) ditutup tak berubah.

Tercatat, volume perdagangan obligasi pemerintah menurun dari Rp12,14 triliun pada Jumat (27/12) menjadi Rp11,78 triliun pada Senin (31/12).

Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menyatakan bahwa indeks dolar AS menurun jadi 107,9 dari sebelumnya 108,2 yang terkoreksi defisit perdagangan AS sebesar -102,86 miliar dolar AS dari perkiraan -100,7 miliar dolar AS.

Selain itu, permintaan dolar AS dari korporasi domestik sudah hampir terpenuhi seluruhnya.

"Dengan terpenuhinya dolar untuk operasional korporasi, maka ada ruang bagi korporasi untuk memelihara likuiditasnya pada instrumen-instrumen likuid seperti obligasi negara," ungkap Rully.