OJK Ungkap di Tengah Ketidakpastian Geopolitik Global Pasar Modal Indonesia Tunjukkan Resiliensi
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi. (Humas OJK)

Jakarta, tvrijakartanews - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan di tengah beragam tantangan ketidakpastian geopolitik global dan momentum tahun politik di dalam negeri, sepanjang tahun 2024 perkembangan Pasar Modal Indonesia tetap menunjukkan menunjukkan resiliensinya.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan tren positif pada berbagai indikator seperti stabilitas pasar, tingkat aktivitas perdagangan, jumlah penghimpunan dana, serta peningkatan jumlah investor ritel dengan pesat.

"Berkat kerja keras, sinergi, dan kerja sama yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan di industri pasar modal Indonesia, kita berhasil menghadapi berbagai tantangan tersebut dengan penuh optimis," kata Inarno dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (1/12/2024).

Inarno menjelaskan tidak hanya bertahan, tetapi juga terus mencatatkan berbagai capaian positif sepanjang tahun 2024.

"Ini menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam mendukung pertumbuhan dan stabilitas pasar modal di tanah air," ujarnya.

Menurut Inarno, Dari aktivitas penghimpunan dana di Pasar Modal, hingga 27 Desember 2024 telah tercatat 187 penawaran umum, termasuk 35 Emiten baru, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp251,04 triliun atau capaian ini telah melampaui target Rp200 triliun.

"Hal ini mencerminkan bukti nyata kepercayaan yang terus menguat terhadap pasar modal Indonesia," ujarnya.

Dari sisi transaksi perdagangan karbon, kata Inarno, secara akumulasi sejak diluncurkannya pada 26 September 2023 hingga 27 Desember 2024, tercatat volume transaksi mencapai 908.018 ton CO2 ekuivalen, dengan total nilai transaksi akumulasi mencapai Rp50,64 miliar.

"Pencapaian ini menunjukkan respons positif terhadap inisiatif dan upaya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan," tuturnya.

Lanjutnya, Inarno menjelaskan capaian luar biasa juga terjadi dari sisi pertumbuhan jumlah investor. Per 24 Desember 2024 jumlah SID mencatatkan dan melebihi target dengan bertambahnya 2,6 juta investor baru, sehingga saat ini jumlah totalnya tercatat sebesar 14,81 juta SID.

"Menariknya, mayoritas SID individu didominasi oleh generasi muda di bawah usia 40 tahun, yang mencapai lebih dari 79 persen dari total SID. Hal ini menunjukkan potensi besar generasi ini dalam mendorong pertumbuhan pasar modal di masa depan," imbuhnya.

Hingga 27 Desember 2024, IHSG ditutup di posisi 7.036,57, dengan kapitalisasi pasar mengalami pertumbuhan sebesar 5,05 persen ytd menjadi Rp12.191triliun.

Pasar Surat Utang Indonesia Composite Bond Index (ICBI) juga menunjukkan pertumbuhan positif, dengan ditutup di level 392,36, mencatatkan kenaikan sebesar 4,74 persen ytd.