
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso. (Tangkap layar YouTube BI)
Jakarta, tvrijakartanews - Bank Indonesia (BI) menyampaikan penjualan eceran diprakirakan tetap tumbuh pada Februari 2025. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Februari 2025 yang diprakirakan mencapai 213,2, atau secara bulanan tumbuh sebesar 0,8 persen (mtm).
"Kinerja penjualan eceran tersebut terutama ditopang oleh Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Subkelompok Sandang, dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang diprakirakan mengalami kenaikan penjualan menjelang Ramadan dan persiapan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (12/3/2025).
Ramdan menambahkan secara tahunan, kinerja penjualan eceran pada Februari 2025 diprakirakan mengalami kontraksi sebesar 0,5 persen (yoy). Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh penurunan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau.
"Di tengah peningkatan Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Subkelompok Sandang, dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor," tuturnya.
Menurutnya, pada Januari 2025, IPR tercatat sebesar 211,5 atau secara bulanan mengalami kontraksi sebesar 4,7 persen (mtm) setelah tumbuh 5,9 persen (mtm) pada periode sebelumnya.
"Perkembangan ini sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca-perayaan HBKN Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang menyebabkan kontraksi penjualan mayoritas kelompok, kecuali Suku Cadang dan Aksesoris," ujarnya.
Secara tahunan, penjualan eceran tumbuh 0,5 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan di bulan Desember 2024 sebesar 1,8 persen (yoy).
"Pertumbuhan IPR tersebut ditopang oleh peningkatan penjualan pada Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Barang budaya dan Rekreasi," tuturnya.
Di sisi harga, tekanan inflasi 3 bulan yang akan datang, yaitu pada April 2025, diprakirakan menurun, sementara tekanan inflasi 6 bulan yang akan datang, yaitu pada Juli 2025, diprakirakan meningkat.
Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) April 2025 yang tercatat sebesar 159,6, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 179,0, didorong oleh normalisasi harga pasca-Ramadan dan HBKN Idulfitri.
Sementara itu, IEH Juli 2025 tercatat sebesar 155,4, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 152,3 yang antara lain dipengaruhi oleh prakiraan peningkatan permintaan pada periode puncak liburan sekolah.