
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso (kanan) meninjau bantuan kepada korban bencana banjir dan longsor di Aceh-Sumatera. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso meminta asosiasi pelaku usaha dan distributor di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) tetap mematuhui Harga Eceran Tertinggi (HET) dan harga acuan.
Hal ini untuk memastikan harga barang kebutuhan pokok pada ketiga provinsi tersebut tidak melambung tinggi.
"Kan kalau harga-harga kebutuhan pokok itu sudah ada HET-nya, ada harga acuan, ada harga eceran tertinggi. Jadi untuk produk-produk sudah ada semua. Jadi apapun kondisinya memang itu adalah harga acuan," kata Budi ditemui di Kompleks Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Senin (1/12/2025) malam.
Budi menambahkan pihaknya juga telah melakukan rapat koordinasi dengan para asosiasi, distributor, dan pemerintah daerah guna menjamin barang kebutuhan pokok tetap tersedia di pasaran meski wilayahnya terdampak bencana.
"Kami memahami, banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumut, dan Sumbar itu cukup besar dan membuat banyak infrastruktur terganggu," ujarnya.
Menurut Budi, pemerintah tetap berupaya agar kebutuhan bahan pokok itu tersedia di pasar dan bisa diakses masyarakat. Selain itu, ia menilai asosiasi pelaku usaha dan distributor menyatakan sanggup mematuhi ketentuan pemerintah.
"Untuk memastikan bahwa kebutuhan barang-barang pokok, barang-barang sehari-hari tetap terjamin," tuturnya.
Dikatakan Budi, dalam rapat itu, para asosiasi pengusaha menyebut pasokan kebutuhan pokok masyarakat di ketiga provinsi itu aman. Sebab, mereka dihadapkan pada medan distribusi yang sulit.
Oleh karena itu, lanjut Budi, Kemendag juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar dampak persoalan distribusi itu tidak melebar.
"Mereka menyampaikan sebenarnya kebutuhan atau pasokan itu di daerah sana aman, ya cuma yang perlu diperhatikan adalah bagaimana distribusinya, ya, karena kan banyak akses yang terputus," jelasnya.
Sebagai informasi, tiga provinsi di Sumatera, yakni Aceh, Sumbar, dan Sumut, dilanda banjir bandang dan tanah longsor.
Berdasarkan laporan BNPB, jumlah korban meninggal per Minggu (30/11/2025) mencapai 442 orang dan 402 lainnya masih hilang.
Sementara itu, puluhan ribu warga mengungsi karena rumah mereka luluh lantak diterjang banjir besar.
Sejumlah titik dikabarkan masih terisolir karena akses jalan yang tertimbun material longsor dan banjir hingga berkilo-kilo meter. Mereka membutuhkan pasokan bahan pangan dan energi.

