Acara L'Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2024 di The Sultan Hotel Jakarta / foto: Sanrifa Akmalia
Jakarta, tvrijakartanews - Peran perempuan dalam bidang sains semakin menunjukkan dampak signifikan. Terutama dalam pendidikan dan riset, perempuan memberikan kontribusi besar dengan menciptakan pembelajaran yang inklusif dan berkelanjutan. Tak hanya memperkaya sudut pandang, mereka juga menjadi agen perubahan sosial dan kesetaraan yang sangat berharga.
Perempuan memiliki peran vital dalam pembangunan berkelanjutan, terutama di isu-isu penting seperti perubahan iklim. Selain menjadi inspirasi, mereka juga berperan sebagai mentor bagi generasi muda, menunjukkan bahwa perempuan bisa menjadi kekuatan besar dalam dunia sains. Kendati demikian, mereka masih dihadapkan pada tantangan berupa ketimpangan akses pendidikan, bias gender, dan berbagai keterbatasan.
Berdasarkan data UNESCO, saat ini 33% peneliti di Indonesia adalah perempuan. Ada sekitar 71 peneliti perempuan yang telah menerima pendanaan untuk penelitian mereka, termasuk para peneliti muda yang menjanjikan.
Di momentum Hari Sains Dunia, program L'Oréal-UNESCO For Women in Science (FWIS) 2024 kembali hadir untuk mendukung kontribusi para peneliti perempuan di Indonesia. Empat Finalis FWIS 2024 menghadirkan penelitian inovatif yang fokus pada ketahanan pangan, energi berkelanjutan, dan ketangguhan bencana di Indonesia:
1. Della Rahmawati, Ph.D. dari Universitas Swiss German meneliti ketahanan pangan untuk melawan stunting melalui inovasi taburan nori berbasis kelakai dan tempe non-kedelai yang kaya zat besi. Karyanya diharapkan dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia.
2. Rachma Wikandari, Ph.D. dari Universitas Gadjah Mada mengembangkan sumber protein dan mineral berbasis jamur Rhizopus oligosporus, menawarkan solusi nabati yang terjangkau. Inovasi ini tidak hanya mendukung nutrisi masyarakat, tapi juga ekonomi sirkular dengan memanfaatkan limbah tempe.
3. Prasanti Widyasih Sarli, Ph.D. dari Institut Teknologi Bandung menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi kerentanan bangunan terhadap gempa. Penelitiannya membantu pemerintah merancang bangunan yang lebih tahan bencana.
4. Deliana Dahnum, Ph.D. dari Badan Riset dan Inovasi Nasional meneliti produksi bio-jet fuel berbahan kelapa dengan katalis metal-organic frameworks (MOFs) untuk mengurangi emisi karbon. Inovasi ini diharapkan dapat mendukung bahan bakar ramah lingkungan dari sumber daya lokal.
Prof. dr. Herawati Sudoyo, MD., Ph.D., Ketua Dewan Juri FWIS 2024, mengungkapkan, “Sebagai juri dalam L'Oréal-UNESCO For Women in Science 2024, kami menyaksikan bagaimana perempuan peneliti Indonesia menghadirkan penelitian-penelitian yang tidak hanya memiliki kedalaman ilmiah, tetapi juga berfokus pada solusi praktis untuk tantangan nyata bangsa. Keberanian mereka untuk berinovasi dan komitmen dalam menghasilkan penelitian yang berdampak positif menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan Indonesia dan dunia.” ujarnya dalam acara FWIS di Jakarta pada Senin (11/11/24).
FWIS juga menjadi wadah bagi para perempuan peneliti untuk berbagi ilmu, mengikuti lokakarya, dan memperluas pengaruh mereka di dunia sains. Sebagai komunitas perempuan peneliti terbesar di dunia, L'Oréal-UNESCO For Women in Science berkomitmen mendukung ilmu pengetahuan yang berdampak nyata untuk masyarakat di masa mendatang.