Membangun Harapan Lewat Sepatu: Perjalanan Rini Subandi dari Pandeglang Menuju Industri Nasional
FeatureNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Membangun Harapan Lewat Sepatu: Perjalanan Rini Subandi dari Pandeglang Menuju Industri Nasional. Foto : Achmad Basofi

Banten, tvrijakartanews - Di sebuah sudut daerah Pandeglang, Banten, Rini Subandi (39), seorang pengusaha sandal dan sepatu, menunjukkan bahwa usaha kecil dari rumah dapat menjadi langkah besar menuju perubahan.

Lewat brand 'Deallova dan Mr. Soe Shoes', ia tak hanya berjualan, tetapi juga menyelipkan visi besar untuk memberdayakan masyarakat lokal.

Awal perjalanan mulai dari riset panjang demi mimpi besar

usaha ini dimulai pada 2015, bukan langsung dengan produksi, tetapi melalui tahap yang mendalam.

Jadi, terlebih dahulu ia mencoba memahami kebutuhan masyarakat Pandeglang, khususnya usia 17 hingga 45 tahun, yang menurut Rini jumlahnya sekitar 500 ribu orang. Kemudian menyebarkan kuesioner, melakukan wawancara, dan membuat sampel produk untuk memahami selera masyarakat setempat.

"Jadi, Deallova dan Mr. Soe Shoes itu berdiri di tahun 2015. Tapi di tahun 2015 itu, kita belum memulai produksi. Kita baru melakukan riset pasar dulu, apa yang diinginkan atau kebutuhan masyarakat Pandeglang itu sendiri," kata Rini kepada tvrijakartanews, Rabu (11/12/2024).

"Karena sebenarnya sasaran utama kita itu, jumlah penduduk pandeglang di usia 17 sampai 45 tahun, itu sekitar 500 penduduk. Jadi, kita melakukan riset secara seperti menyebarkan kuesioner,"

"Jadi, kita seperti melakukan questionnaire, kita melakukan wawancara secara langsung, dan kita juga membuat sampling-sampling kira-kira mana yang diminati untuk kultur, budaya di Pandeglang itu sendiri," jelasnya.

Langkah awal itu membuahkan hasil pada 2017. Dengan dukungan pemerintah daerah, Rini mendapat pelatihan di Balai Persepatuan Indonesia, Surabaya. Di sana, ia belajar tentang produksi sepatu hingga desain. Sepulang dari pelatihan, ia memulai produksi sendiri di Pandeglang.

Awalnya ia menggunakan jasa maklon. Dari situ, ia belajar banyak, hingga akhirnya bisa memproduksi sendiri. Pemerintah daerah dan kementerian juga banyak membantu, termasuk dalam hal desain.

"Kita mulai action-nya setelah melakukan pengumpulan itu sekitar tahun 2017. Tetapi, kami belum mulai terjun langsung," kata Rini.

"Kami melakukan maklon. Kita pindah-pindah maklon, mana yang cocok sambil kita juga belajar, difasilitasi dengan pemerintah daerah, itu belajarnya langsung ke Surabaya, ke Balai Persepatuan Indonesia,"

"Nah, dari situ, dari 2017 kita pulang dari Surabaya itu, kita memulai langsung produksi, dibantu dengan pemerintah daerah dan juga kementerian, seperti kesulitan kita di mana, kita dibantu, desainnya dibuatkan dengan orang kementerian, dan alhamdulillah bertahan sampai di 2024 ini," jelas Rini.

Produk Lokal Berkualitas Premium

Deallova dan Mr. Soe Shoes menawarkan berbagai jenis sandal dan sepatu, baik untuk anak-anak maupun dewasa. Produknya juga menggunakan bahan berkualitas, mulai dari bahan sintetis hingga kulit sapi pull-up premium grade A yang tahan lama.

Ia mematok harga mulai dari Rp50.000 untuk sepatu anak hingga Rp400.000 untuk sepatu boot dewasa. Rini ingin memastikan produknya terjangkau, tetapi tetap berkualitas tinggi.

"Barang-barang yang kami jual itu sandal dan sepatu. Kita memakai bahan sintetis, kita memakai bahan premium kulit sapi pull-up grade A. Jadi tidak akan mengelupas meskipun bertahun-tahun," jelas Rini.

"Jadi saya membranding itu dari sepatu kulit, untuk anak itu dari Rp50.00, sampai yang paling mahal itu Rp400.000,  Rp400.000 itu kita berbicara sepatu boot," sambungnya.

Motivasi Membangkitkan Pandeglang

Keputusan Rini untuk memulai bisnis ini tidak hanya karena peluang ekonomi, tetapi juga panggilan hati untuk memberdayakan masyarakat Pandeglang.

Cerita awalnya saat pertama kali datang ke Pandeglang, ia merasa tersesat. Namun, lama-kelamaan ia menyadari kurangnya literasi keuangan masyarakat di kabupaten tersebut. Itu hal yang memotivasinya untuk membuat perubahan.

"Jadi awalnya seperti tersesat kami ini datang di Pandeglang, saya tidak pernah membayangkan Pandeglang itu seperti apa," kata Rini.

"Lebih termotivasinya saya adalah mungkin di masyarakat Pandeglang ini, saya sangat kagetnya adalah kurangnya literasi keuangan masyarakat Pandeglang,"

"Itu yang memotivasi saya bagaimana dari desa ini bisa berdaya, dan ada skala industri nasional di sini itu, makanya hitungan saya kalau memang 500 orang ini konsumtif, maka akan ada pabrik sepatu besar di Pandeglang," jelasnya.

Rini pun percaya bahwa industri lokal dapat mengurangi pengangguran di daerah tersebut. Ia berupaya mengkampanyekan gerakan "Bela-Beli Produk Pandeglang" untuk mendukung produk lokal.

"Intinya adalah kita harus mengkampanyekan terus, bela-beli produk Pandeglang, supaya bisa mengurangi angka pengangguran di Pandeglang," kata Rini.

Ia juga berharap, pemimpin-pemimpin baru di Pandeglang dapat memberikan perhatian lebih pada produk lokal.

"Dan harapan saya sih pemimpin yang baru ini berpihak terhadap produk lokal," harapnya.

Di tengah segala tantangan, perjalanan Rini adalah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari rumah, dengan keyakinan, kerja keras, dan dukungan komunitas, mimpi besar pun bisa terwujud.