
Pameran seni cetak tertua di London, London Original Print Fair (LOPF), merayakan hari jadinya yang ke-40 tahun ini. Foto : Reuters
London, Inggris, tvrijakartanews – Pameran seni cetak tertua di London, London Original Print Fair (LOPF), merayakan hari jadinya yang ke-40 tahun ini. Digelar di Somerset House, acara ini menghadirkan ratusan karya seni cetak dari berbagai era, mulai dari para master klasik hingga seniman kontemporer.
Sebagai salah satu ajang seni grafis paling bergengsi di dunia, LOPF 2025 menampilkan koleksi dari lebih dari 40 galeri dan penerbit seni. Pengunjung dapat menikmati karya dari nama-nama besar seperti Damien Hirst dan Grayson Perry, sekaligus menemukan talenta baru dalam dunia seni cetak.
Helen Rosslyn, Direktur London Original Print Fair, mengungkapkan bahwa selama empat dekade terakhir, seni cetak semakin mendapatkan kepercayaan dari para kolektor dan pecinta seni.
"Dulu, hanya sekelompok kecil kolektor yang tertarik pada seni cetak. Sekarang, semakin banyak orang memahami bahwa seni cetak bukan sekadar reproduksi, melainkan karya orisinal yang diciptakan melalui kolaborasi erat antara seniman dan pencetak," ujar Rosslyn.
Salah satu seniman yang turut berpartisipasi dalam pameran ini adalah Shivangi Ladha, pendiri India Printmaker House. Dalam karyanya yang berjudul Light Weaver, ia menggambarkan perjalanan perempuan dari kegelapan menuju cahaya, dengan pesan kuat tentang harapan dan kebersamaan.
"Saya ingin menampilkan kesadaran kolektif tentang keberadaan manusia. Karya ini berbicara tentang perjalanan menuju harmoni dan persatuan," kata Ladha.
Dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan lukisan atau patung, seni cetak menjadi pilihan menarik bagi kolektor pemula maupun pecinta seni berpengalaman. London Original Print Fair 2025 berlangsung hingga 23 Maret, memberikan kesempatan bagi publik untuk merasakan dan memiliki karya seni dari berbagai penjuru dunia.