PMI Klaim 93 Persen Kebutuhan Darah Nasional Terpenuhi, JK Minta Kemenkes Sediakan Reagen Lagi
NewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla saat memberikan sambutan pada penganugrahan tanda kehormatan Setyalencana kepada para penderma darah di Hotel Sahid Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024). (Foto: YouTube Setwapres).

Jakarta, tvrijakartanews - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengklaim PMI telah memenuhi 93 persen kebutuhan darah nasional.

Menurut dia, kebutuhan darah nasional itu sudah terpenuhi oleh 237 unit donor darah (UDD) PMI yang tersebar di seluruh Indonesia termasuk PMI pusat.

"PMI yang tersebar di seluruh Indonesia sudah dapat memenuhi 93 persen kebutuhan darah nasional, yang menurut WHO adalah 2 persen dari jumlah penduduk," kata Jusuf Kalla dalam sambutannya pada penganugrahan tanda kehormatan Setyalencana kepada para penderma darah di Hotel Sahid Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024).

Di samping itu, pria yang sapaan akrabnya JK itu meminta Kementerian Kesehatan menyediakan reagen untuk pemeriksaan darah di PMI. Tujuannya agar darah yang diberikan penderma melalui PMI, lalu diterima kembali ke masyarakat adalah darah yang sehat dan aman.

"Dalam kesempatan yang baik ini kami kembali mengajukan permintaan agar kebutuhan reagen yang men-screen darah, dapat menjamin darah yang bebas dari penyakit," imbuh dia.

Sementara itu, Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin menyebut ketersediaan kantong darah di PMI masih belum ideal.

Menurut Maruf, angka ideal kantong darah di Indonesia seharusnya mencapai 7 juta per tahun, tetapi PMI baru memiliki 91.000 stok darah.

"Saat ini stok darah di unit doroh darah PMI di seluruh Indonesia baru mencapai sekitar 91.000 kantong. Sedangkan jumlah ideal ketersediaan darah adalah 2,5 persen dari jumlah penduduk, yang berarti kita harus memiliki stok sekitar 7 juta kantong," kata Maruf.

Untuk itu, Wapres berpandangan, pemerintah masih perlu meningkatkan donor darah agar stok darah terpenuhi. Salah satu caranya adalah memotivasi masyarakat agar menjadi penderma darah sukarela.

"Kita harus terus meningkatkan motivasi masyarakat untuk menjadi pendonor darah sukalera secara teratur agar kekurangan stok darah dapat segera diatasi," ucap dia.

Menurut Maruf, seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah juga harus berperan aktif dalam upaya meningkatkan pemahaman dan motivasi masyarakat agar mau mendonorkan darahnya.

"Bersama-sama, kita harus dapat memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana meningkatkan kualitas darah hingga menyusun sistem pembinaan yang lebih intens agar masyarakat semakin termotivasi melakukan donor darah secara rutin," imbuh dia.