
Pusat Studi Pembangunan, Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB University, menggelar seminar nasional dalam rangka menyemarakan HUT ke-50. Di IPB International Convention Center (ICC) Kota Bogor, Jawa Barat, pada Kamis 15 Agustus 2024 / Foto: Dimas Yuga Pratama
Bogor, tvrijakartanews - Pusat Studi Pembangunan, Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB University, menggelar seminar nasional dalam rangka menyemarakan HUT ke-50.
Kegiatan tersebut digelar di IPB International Convention Center (ICC) Kota Bogor, Jawa Barat, pada Kamis 15 Agustus 2024.
Kepala PSP3 IPB University Jaenal Effendy menuturkan bahwa, dalam kurun waktu 50 tahun ini, PSP3 sudah banyak diminta untuk memberi pandangan terhadap aturan atau kebijakan pemerintah.
Selain itu, mereka juga sering diminta saran terkait bagaimana pembangunan pertanian dan pedesaan ke depan.
"Bagaimana grand design pembangunan pertanian dan pedesaan diwujudnyatakan dalam ketahanan pangan, bagaimana masyarakatnya terberdayakan," katanyaa kepada wartawan.
Menurutnya, pusat studi tertua di IPB University ini siap hadir dan turut serta berkontribusi lebih besar terhadap pembangunan pertanian dan pedesaan.
"Mereka tidak terpinggirkan tapi punya posisi yang jelas untuk kemajuan bangsa ini,” ucapnya.
Dia menjelaskan, situasi ketahanan pangan pada ranah global dihadapkan pada kelangkaan sumber daya alam.
“Kalau kita tidak memiliki strategi yang ada, tapi kita tetap optimis bahwa ketahanan pangan ini tetap bisa diwujudnyatakan ketika misalnya para stakeholder dari unsur pemerintah, masyarakat, civitas akademik, industri, bahu membahu mewujudkan ketahanan pangan bisa tercapai,” jelasnya.
“Ini menjadi PR kita bersama, andai kata ini bisa mewujudkan, tentu ini menjadi sebuah capaian,” sambungnya.
Dia juga memastikan, PSP3 memiliki strategi dalam hal tersebut. Di antaranya, melakukan kajian, riset, dan membantu beberapa daerah serta pelaku industri terkait dengan hilirisasi pertanian.
"Hilirisasi ini dilakukan dari hulu ke hilir, dan memastikan petani dan masyarakat di titik-titik pedesaan terlibat untuk bisa berkreasi dan melalukan aktivitas ekonomi," tandasnya.
"Outputnya adalah nanti bagaimana tercapainya ketahanan pangan di hilir, sehingga masyarakat petani punya bargaining position," sambungnya.