Hadirkan Tiga Inovasi Bidang Teknologi Pertanian, Wamentan Apresiasi IPB University
NewsHot
Redaktur: Redaksi

IPB University meluncurkan tiga inovasi di bidang teknologi pertanian di lobi Gedung Rektorat, Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 15 Mei 2025. Foto : IPB University

Bogor, tvrijakartanews - IPB University meluncurkan tiga inovasi di bidang teknologi pertanian di lobi Gedung Rektorat, Kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 15 Mei 2025.

Adapun tiga inovasi yang diperkenalkan antara lain varietas padi unggul IPB 12S-15S oleh Prof. Hajrial Aswidinoor, alat Automatic Weather Station (AWS) oleh Dr. Idung Risdiyanto, serta robot pendeteksi penyakit tanaman cabai bernama Antrac oleh Dr. Ridwan Siskandar.

Wakil Menteri (Wamen) Pertanian Sudaryono dalam sambutannya mengapresiasi peluncuran inovasi tersebut.

Ia menilai, hasil riset IPB University merupakan solusi nyata bagi kemajuan sektor pertanian nasional.

“Saya hadir memenuhi undangan Rektor IPB untuk peluncuran hasil riset inovatif yang telah dikembangkan menjadi produk siap pakai," katanya.

"Varietas padi IPB 13 S, 14 S, dan 15 S memiliki cita rasa yang enak dan produktivitas tinggi, bisa mencapai 11–12 ton per hektare,” sambungnya.

Ia juga menjelaskan, pentingnya AWS sebagai alat bantu prediksi cuaca yang presisi bagi petani.

“AWS ini memungkinkan analisis cuaca yang lebih akurat, tidak lagi hanya mengandalkan perkiraan atau melihat langit,” jelasnya.

Pada kesempatan itu juga, Sudaryono memberikan tantangan kepada tim inovator robot Antrac, untuk mengembangkan kemampuan penyemprotan otomatis sebagai respons terhadap deteksi penyakit pada tanaman cabai.

“Ini langkah penting bahwa kampus tidak hanya bicara teori, tapi hadir nyata bagi masyarakat,” tegasnya.

Terkait arah kebijakan pertanian nasional, Sudaryono menyebut transformasi pertanian menjadi fokus dalam Asta Cita Presiden.

“Kita tinggalkan metode tradisional seperti membajak dengan sapi, beralih ke mekanisasi. Penggunaan alat modern, bibit unggul, irigasi yang baik, hingga manajemen pertanian yang efisien harus terus didorong,” tambahnya.

Sementara itu, Rektor IPB University, Prof. Arif Satria, mengatakan bahwa kemandirian pangan dan teknologi pertanian adalah keharusan dan tugas perguruan tinggi.

Ia juga mengapresiasi atas dukungan pemerintah terutama kementerian pertanian terhadap inovasi di IPB university.

“Kekuatan pertanian masa depan sangat bergantung pada inovasi. Untuk itu, SDM peneliti, fasilitas, jaringan kolaborasi, dan pendanaan riset harus terus diperkuat,” ungkapnya.

Ia menyebut, bahwa inovasi IPB telah mendunia. Salah satunya varietas padi IPB 13 S yang telah diterapkan di 26 provinsi di Indonesia dan diminati negara-negara Pasifik Selatan.

Selain itu, varietas pelaya kalivornia sudah diekspor ke 11 negara, dan inovasi kedelai IPB telah mencapai produktivitas 4,6 ton per hektare.

“Jadi inovasi sudah sangat banyak termasuk bawah putih. Oleh karena itu, kami dengan Kementan terus berinovasi agar inovasi bisa dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat,” ujarnya.