
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Hadi Tjahjanto bersama Menkominfo Budi Arie Setiadi dan Kepala BSSN Hinsa Siburian di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat pada Selasa (19/3/2024).
Jakarta, tvrijakartanews - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) telah menghapus paksa (takedown) 1.923 konten hoaks tentang pemilu 2024 di media sosial.
Menkominfo Budi Arie Setiadi mengatakan, 1.923 konten hoaks itu merupakan hasil penindakan selama rentang waktu 17 Juli 2023 hingga 18 Maret 2024.
"(Konten) hoaks yang sudah kita takedown hampir 1.923. Dan juga yang agak vital ini adalah bahwa hampir 92 persen kebisingan ruang digital kita ini ternyata diisi para buzzer," kata Budi di Kemenko Polhukam, Selasa (19/3/2024).
Budi menuturkan, jumlah konten hoaks tentang pemilu 2024 itu sebenarnya mencapai 3.235 termasuk 1.923 konten hoaks yang di-takedown. Menurut dia, sisa konten hoaks yang tak di-takedown itu hanya diberikan stampel hoaks
"Nah pertanyaannya, sisanya kemana? Itu kita stempelin hoaks. Itu hoaks yang enggak perlu di-takedown, cukup di-stempel aja karena isunya, judulnya enggak masuk akal, misalnya 'Pak haji mau nyapres'. Kan ini hoaks dong, jadi enggak usah di-takedown lah," ujar Budi, menjelaskan.
Dia mengatakan, ribuan konten hoaks itu tersebar di berbagai platform media sosial secara merata termasuk Tiktok, Google, Meta dan Instagram.
Menurut Budi, Tiktok melaporkan telah men-takedown secara mandiri 10,8 juta konten hoaks di platformnya. Begitu pun juga Google, men-takedown 2 juta lebih konten hoaks.
"Ini yang secara mandiri tanpa kita minta, kebijakan komunitas mereka di platform sudah melalukan scrolling dan takedown sendiri tanpa kita minta," imbuh dia.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Hadi Tjahjanto menyatakan bahwa pemerintah memang telah menyiapkan sejumlah upaya untuk mengatasi hoaks tentang Pemilu 2024 di media sosial.
"Langkah-langkah antisipasi dan langkah-langkah yang telah diambil itu sudah dilakukan, agar informasi yang beredar di media massa maupun di media sosial tidak menggangu kondisi dan kondusifitas yang ada saat ini," ucap Hadi.