
Foto : Dokumentasi AirNav Indonesia. Aktifitas di Jakarta Air Traffic Service Center, Bandara Soekarno Hatta.
Tangerang, tvrijakaratnews - AirNav Indonesia mewaspadai pelepasan balon udara liar saat musim angkutan lebaran 2024. Hal ini dikarenakan adanya tradisi syawalan di beberapa daerah yang menerbangkan balon udara liar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, AirNav telah menyiapkan prosedur mitigasi dari kemungkinan-kemungkinan gangguan keselamatan penerbangan termasuk cuaca buruk dan bencana alam.
Direktur Utama AirNav Indonesia, Polana B. Pramesti menyampaikan bahwa beberapa upaya yang ditempuh AirNav diantaranya berkordinasi aktif dengan forum pimpinan daerah serta aparat keamanan setempat untuk sweeping dan penindakan serta pelaksanaan kampanye akan larangan penerbangan balon udara liar melalui media massa dan media sosial.
“Kampanye keselamatan penerbangan untuk balon udara tradisional yang ditambatkan tetap akan kami laksanakan seperti tahun-tahun sebelumnya. Kampanye keselamatan penerbangan untuk balon udara tradisional sudah menjadi bagian dari komitmen AirNav Indonesia untuk menjamin keselamatan penerbangan di ruang udara Indonesia," ujar Polana melalui keterangan tertulis pada Senin (8/4/2024).AirNav juga akan tetap melakukan kolaborasi dengan seluruh stakeholder penerbangan. Sejumlah dukungan pelayanan navigasi penerbangan yang dilakukan AirNav Indonesia diantaranya pemberlakuan jam operasional hingga 24 jam di sejumlah cabang AirNav, kesiapan fleksibilitas slot penerbangan, hingga pemeriksaan harian kesiapan Peralatan Navigasi Penerbangan.
"Tentunya kami juga menyiapkan prosedur emergency dan tanggap darurat bencana, dan juha menyapkan data dan informasi penerbangan melalui aplikasi STREAM, serta SDM yang ada juga kami pantau kesiapannya setiap hari," pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan larangan melepaskan balon udara di luar wilayah yang telah diizinkan. Hal ini menyangkut keselamatan penerbangan yang akan terganggu jika ada balon udara di luar ruang udara yang telah ditentukan.
"Hari raya biasanya ada balon udara, AirNav sudah melakukan pendekatan, sosialisasi. Tapi kami juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan permainan balon udara secara liar," jelas Budi.
Beberapa daerah di Pulau Jawa memang memiliki tradisi menerbangkan balon udara saat momen syawalan atau untuk merayakan Idul Fitri. Tradisi tersebut tetap boleh dilakukan hanya saja dilakukan di tempat-tempat yang telah diizinkan dan melalui koordinasi antar wilayah.
"Jadi itu dikoordinir di beberapa tempat, sehingga mereka tetap mendapatkan kegembiraan, tapi safety itu juga tetap dipertahankan," ujar Budi.