APBN 2025 Milik Prabowo-Gibran Dalam Posisi Dilema, Rupiah Merosot 29 Poin terhadap Dolar AS
EkonomiNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Ilustrasi rupiah. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah ditutup terperosok 29 poin atau 0,18 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Merosotnya rupiah seiring pasar memantau nasib APBN 2025 milik Prabowo-Gibran berada dalam dilemma.

Dikutip dari data Bloomberg, rupiah melemah 29 poin atau 0,18 persen di level Rp16.220 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance turun 30 poin atau 0,18 persen di level Rp16.215 per dolar AS.

Analis Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan pasar terus memantau nasib Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 milik Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming berada dalam dilema.

"Di satu isi, pasangan tersebut harus merealisasikan janji politik kepada masyarakat. Di sisi lain, anggaran terbatas akibat menggunungnya warisan utang Presiden Joko Widodo (Jokowi)," kata Ibrahim dalam keterangan di Jakarta, Senin (22/7/2024).

Ibrahim mengatakan belanja yang semakin jor-joran, mulai dari makan siang gratis atau makan bergizi gratis (MBG) yang direncanakan pada tahun depan senilai Rp71 triliun, kenaikan gaji PNS, food estate, Ibu Kota Nusantara (IKN), serta program-program prioritas lainnya membutuhkan dana jumbo.

"Kemudian, sinyal kenaikan gaji bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun depan, termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) di dalamnya," ujarnya.

Menurut Ibrahim, penyesuaian gaji ASN pada tahun depan mengacu pada kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM-PPKF) untuk tahun anggaran 2025.

"Secara otomatis, sinyal tersebut jika benar terealisasikan, akan berujung pada semakin bertambahnya porsi belanja pegawai dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025," jelasnya.

Dikatakan Ibrahim, melihat kenaikan gaji PNS pada tahun ini saja yang sebesar 8 persen dan untuk pensiunan PNS sebesar 12 persen saja, sepanjang semester I/2024 telah mencatatkan adanya kenaikan belanja pegawai hingga 15,4% (year-on-year/yoy).

"Naik sekitar Rp20,6 triliun dari tahun lalu Rp134,2 triliun menjadi Rp154,8 triliun," ungkapnya.

Belanja tersebut memang akan otomatis menambah beban belanja pemerintah pusat dan tidak menjadi masala, apabila pemerintah mengimbanginya dengan belanja modal yang lebih tinggi dari belanja pegawai, karena akan lebih berdampak terhadap ekonomi.

Ibrahim memperkirakan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.210 - Rp16.260.