Komodo Memiliki Gigi yang Dilapisi Dengan Lapisan Besi
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: TVRI Jakarta Portal Team

Foto: New Scientist (Charlotte Ellis/Masyarakat Zoologi London)

Jakarta, tvrijakartanews - Komodo ( Varanus komodoensis ) merupakan hewan endemik di di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Mangsa mereka adalah hewan besar seperti rusa, babi, dan kerbau, dan panjangnya bisa mencapai 3 meter serta berat mencapai 150 kilogram.

Ketika melihat gerigi oranye pada gigi hewan tersebut, Aaron LeBlanc seorang peneliti dari King's College London mengatakan bahwa ia awalnya menganggapnya sebagai noda.

"Hanya setelah mengunjungi koleksi museum dan melihat semua gigi di sepanjang tengkorak banyak spesimen komodo, saya yakin bahwa saya sedang melihat adaptasi baru pada reptil ikonik ini," katanya.

LeBlanc dan rekan-rekannya menggunakan sinar-X berkekuatan tinggi di fasilitas sinkotron untuk menyelidiki permukaan gigi Komodo dan menentukan berbagai elemen yang ditemukan di sepanjang gigi.

"Saat kami memetakan bagian-bagian gigi komodo, kami segera menyadari bahwa zat besi terkonsentrasi di sepanjang tepi tajam dan ujung gigi, tetapi tidak di bagian lain gigi, ini juga sama persis dengan noda jingga yang dapat kita lihat pada gigi di bawah mikroskop," kata LeBlanc.

LeBlanc mengungkapkan, dibandingkan dengan gigi manusia email gigi komodo sangat tipis. Di sepanjang gerigi, email gigi hanya setebal 20 mikrometer atau sekitar seperempat ketebalan rambut manusia. Email pada gigi manusia sekitar 100 kali lebih tebal.

Lapisan besi pada gigi komodo dilapisi di atas lapisan email yang sangat tipis ini. Tim peneliti menduga lapisan ini memberi kekuatan ekstra pada email untuk melindungi gigi gerigi saat memakan mangsa atau bertindak sebagai penghalang terhadap cairan pencernaan yang bersifat asam.

Zat besi mudah diperoleh di lingkungan,  terlebih lagi bagi predator pemakan daging yang besar. Diperkirakan bahwa sel-sel yang membuat email mengubah perilakunya pada lapisan akhir untuk menghasilkan lapisan akhir yang kaya zat besi ini.

Buaya dan aligator juga dapat memusatkan zat besi dalam email giginya, tetapi mereka tidak memiliki lapisan yang kaya akan zat besi pada giginya.

Para peneliti juga mencari lapisan besi pada fosil gigi dinosaurus. Meskipun mereka belum menemukan bukti untuk ini, mereka berpikir bahwa itu mungkin karena fosilisasi menghancurkan sinyal besi.

"Kita perlu memeriksa lebih banyak gigi dinosaurus yang terawetkan dengan sempurna untuk memastikannya," kata LeBlanc.

LeBlanc mengatakan rekan-rekan dokter giginya tertarik dengan kemungkinan bahan-bahan alami ini. “Kami masih jauh dari itu, tetapi saya dapat membayangkan suatu saat nanti kami akan menggunakan alam sebagai inspirasi untuk pelapis enamel baru. Mungkin salah satu dari ini akan terinspirasi oleh komodo,” tuturnya.