Sumber: Reuters
Jakarta, tvrijakartanews - Ahli paleontologi mengungkap fosil, yang diyakini berusia lebih dari 10 juta tahun, dari spesies buaya purba di Lima pada Kamis 28 November 2024.
Mario Gamarra, seorang paleontolog di Institut Geologi milik pemerintah, mengatakan fosil tersebut sesuai dengan spesimen muda buaya jenis gharial yang panjangnya bisa mencapai 3 hingga 4 meter (9,8 hingga 13 kaki). Buaya dewasa panjangnya mencapai 8 hingga 9 meter (26,2 hingga 29,5 kaki).
“Ini kemungkinan besar adalah buaya Piscogavialis muda yang menghuni pesisir Peru, sekitar 10 hingga 12 juta tahun lalu. Seperti yang Anda lihat, kerangkanya tersusun dan hampir lengkap. Kita hanya kehilangan sebagian lengan kiri dan sebagian ekor. Tentu saja yang paling menarik adalah bagian posterior, tungkai kiri dan kanan. Selain itu, kita memiliki sebagian tulang rusuk dan lengan kanan," katanya dikutip dari reuters.
Fosil tersebut, yang ditemukan di wilayah gurun Ica di Peru yang kaya akan fosil, tidak memiliki bagian anggota tubuh kiri dan ekor, tetapi terkenal karena kualitas pengawetannya secara keseluruhan.
Gharial, sejenis buaya, saat ini hanya ada di Asia tetapi penemuan menunjukkan mereka juga hidup di Amerika Selatan pada zaman kuno.
“Gharial tidak lagi ada di Peru. Bahkan, mereka tidak ada di seluruh benua Amerika. Satu-satunya tempat di dunia di mana gharial masih ada adalah di Asia, khususnya di India dengan Gharial India. Gharial ini (fosil), misalnya, menunjukkan bahwa perluasan geografis gharial di masa lalu tidak hanya terbatas pada benua India, sebaliknya mereka juga dapat menghuni tempat lain di dunia seperti Peru. Ada juga gharial di Kolombia, Venezuela, dll,” imbuh Mario Gamarra.