Wahana Biomassa Baru ESA akan Membantu Memerangi Penggundulan Hutan dari Luar Angkasa
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Sumber : LAB MEDIA ESA / REUTERS

Jakarta, tvrijakartanews - Sebuah wahana antariksa sedang bersiap untuk diluncurkan ke orbit Bumi bulan ini untuk memetakan kandungan karbon hutan tropis di beberapa wilayah paling terpencil di dunia.

Pemindai radar baru akan dipasang pada wahana antariksa Biomassa. Setelah peluncuran yang direncanakan pada tanggal 29 April, akan mengorbit bumi selama beberapa tahun untuk mengumpulkan data tentang hutan hujan terpadat di seluruh Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.

Pemindai akan menggunakan teknologi interferometri untuk mengumpulkan data tentang penyimpanan karbon di hutan, dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang aliran siklus karbon dan mengukur dampak penggundulan hutan dan perubahan iklim.

"Hutan adalah paru-paru planet kita. Kami ingin mengukur seberapa banyak bahan bakar fosil yang dibakar dan menghasilkan CO2, seberapa banyak yang masuk ke hutan dan tersimpan di sana serta diserap," kata Manajer Proyek Biomassa di Badan Antariksa Eropa (ESA), Michael Fehringer, dikutip dari reuters (11/4).

Instrumen wahana ini dirancang untuk mengukur kadar karbon secara akurat, bahkan melalui tajuk hutan yang lebat.

"Saat Anda terbang dengan instrumen optik di atas hutan, yang Anda lihat hanyalah dedaunan. Kami memiliki instrumen radar yang dapat menembus tanah," lanjutnya.

Sering disebut sebagai paru-paru hijau Bumi, hutan menyerap sekitar 8 miliar ton karbon dioksida dari atmosfer setiap tahunnya. Namun, penggundulan dan degradasi hutan yang terus berlangsung, terutama di wilayah tropis, mengakibatkan pelepasan kembali karbon yang tersimpan ini ke atmosfer.

Untuk memahami sepenuhnya dampak perubahan ini terhadap hutan kita dan, selanjutnya, iklim kita, sangat penting untuk mengukur secara akurat siklus karbon global, kata Fehringer.

Ia menambahkan bahwa informasi yang dikumpulkan oleh wahana Biomassa penting dan diperlukan untuk mengembangkan strategi konservasi dan menginformasikan kebijakan iklim.

"Hutan terancam. Kami membutuhkan data ini," katanya.