
Foto: reuters
Jakarta, tvrijakartanews - Sebuah perusahaan berbasis di UEA mengubah sampah makanan menjadi biofuel dan protein alternatif menggunakan serangga.
Di sebuah gudang yang terletak di gurun Al Ain di Abu Dhabi, ahli biologi dan salah satu pendiri Circa Biotech, Haythem Riahi, merekayasa lingkungan untuk membiakkan ribuan spesimen serangga bermanfaat seperti lalat tentara hitam.
Riahi mengatakan lalatnya dapat memakan sampah makanan dalam jumlah besar yang dapat berkontribusi dalam mengatasi masalah lingkungan global.
"Dalam 10 hari, mereka tumbuh 500 kali lipat dari berat awal mereka, mereka memakan semua makanan yang kami berikan, setelah itu kami memanennya dan mengekstrak protein dan minyaknya. Dari protein tersebut, kami memproduksi pakan ternak untuk ayam dan akuakultur, dan dari minyak tersebut kami memproduksi bahan bakar penerbangan berkelanjutan," kata Riahi dikutip dari reuters.
Proses ini membantu mendaur ulang dan mengurangi limbah makanan serta menciptakan sumber daya alternatif dan berkelanjutan.
"Lalat-lalat itu, lalat tentara hitam, tidak punya mulut, jadi mereka tidak makan, tidak menyengat, tidak menggigit. Mereka hanya minum air dan kawin. Dan tahap ini berlangsung antara 10 hingga 14 hari. Bagi kami, tujuan dari fase ini adalah untuk mendapatkan kembali telur dan inilah yang akan membantu kami untuk melanjutkan siklus ini terus menerus, dan kami tidak perlu membawa telur lain dari luar fasilitas, jadi inilah yang kami sebut fase pembiakan," lanjutnya.