Ilustrasi
Jakarta, tvrijakartanews - Digitalisasi telah mengubah cara masyarakat dalam mengakses media dan berdampak terhadap keberlangsungan ekosistem media konvensional. Untuk bertahan hidup, sebagian media konvensional terpaksa melakukan diversifikasi atau mengubah haluan bisnisnya ke digital. Namun, tindakan korporasi tersebut, tidak serta merta meningkatkan pendapatan perusahaan, yang sebagian besar bersumber dari iklan. Shifting justru berkontribusi terhadap penurunan pendapatan perusahaan. Kondisi ini turut mendegradasi kualitas produk jurnalistik yang dihasilkan media. Padahal, produk jurnalistik yang berkualitas merupakan salah satu pilar yang menopang kehidupan demokrasi. Untuk menjaga peran strategis media nasional tersebut, perlu dukungan pemerintah melalui kebijakan afirmatif yang mendorong badan publik negara untuk memprioritaskan belanja barang/jasa komunikasi publik menggunakan produk media massa dalam negeri, termasuk kebijakan formulasi standar biaya khusus sebagai acuan bagi badan publik negara dalam belanja media.
Kata Kunci : Industri Media, Digitalisasi, Proteksi Ekonomi, Regulasi Afirmatif
lnovasi Digital yang Mendisrupsi
Sebagai industri yang strategis bagi kehidupan berdemokrasi, industri media massa sedang tidak baik-baik saja. Perkembangan teknologi dlgitalisasi yang awalnya memberi angin segar dalam kemudahan media memproduksi produk jurnalistiknya, sekarang justru memberikan tantangan keberlangsungan. Dampak digitalisasi terhadap ekosistem media telah mendorong pergeseran bisnis model media dari media konvensional menuju platform digital.
Selengkapnya bisa download di https://tvrijakartanews.com/journal-corner/4