Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae. (Tangkap layar akun YouTube OJK)
Jakarta, tvrijakartanews - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan pertumbuhan konsumsi domestik yang melambat disebabkan implikasi dari berakhirnya efek stimulus dari periode pemilihan umum dan Ramadhan. Kemudian diikuti oleh kondisi pasar tenaga kerja yang belum pulih sepenuhnya.
"Ekonomi domestik yang tetap kuat juga tercermin pada indikator perbankan di triwulan II 2024 sebagaimana terlihat pada pertumbuhan kredit (bank umum) yang masih cukup baik yaitu sebesar 12,36 persen (yoy), meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya (7,76 persen, yoy)," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam keterangannya di Jakarta, Senin (18/11/2024).
Dian menjelaskan pertumbuhan kredit tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dari segmen korporasi yang baik sejalan dengan penjualan yang baik dan kemampuan bayar yang kuat.
Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) juga masih tumbuh yaitu sebesar 8,45 persen (yoy) meningkat dari tahun sebelumnya (5,79 persen, yoy) sehingga menjadi salah satu faktor pendorong terjaganya likuiditas perbankan.
"Kami meminta bank-bank agar terus memperhatikan aspek kehati-hatian (prudential banking), profesionalisme, inovatif, dan selalu menjaga integritas untuk bisa mencapai pertumbuhan yang tinggi dan sehat," tuturnya.
Selain itu, Dian mengimbau perbankan untuk memperhatikan kualitas pelaksanaan restrukturisasi kredit sekaligus terus mengkaji prospek pemulihan debitur.
"Kami meminta bank untuk tetap melakukan pengawasan dan monitoring yang ketat untuk mencegah timbulnya pemburukan kredit di masa depan," jelasnya.
Guna mengukur ketahanan bank, OJK meminta agar bank secara rutin melakukan stress test dan asesmen terhadap kekuatan permodalannya untuk mengukur kemampuannya dalam menyerap potensi penurunan kualitas kredit restrukturisasi.