Tenaga kerja pabrik konveksi. (Dokumentasi Pemkot Tangerang)
Jakarta, tvrijakartanews - Kepala Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman mengatakan sebanyak 78 ribu orang karyawan atau buruh pabrik kena imbas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepanjang 2024.
"Di tenaga kerja memang terjadi konsistensi di Januari hingga Desember sangat tinggi hampir 78 ribu orang," kata Rizal dalam keterangan secara virtual di Jakarta, Rabu (29/1/2025).
Rizal menambahkan dari angka tersebut menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan masih belum mampu untuk menyerap tenaga kerja, utamanya industri padat karya.
Menurut Rizal, angka PHK mencerminkan kinerja ekspor, produksi, hingga investasi tengah melemah. Untuk itu, pemerintah perlu memberikan perhatian lebih pada industri padat karya.
"Ini juga saya kira jadi challenging dan catatan penting bagaimana pengangguran bisa ditekan melalui tidak hanya lapangan kerja baru, tapi juga lapangan usaha yang memperkuat dan meningkatkan kapasitas dan produktivitas industri manufaktur," ujarnya.
Dikatakan Rizal, fluktuasi signifikan terlihat dalam komponen tren, dengan titik penurunan terbesar terjadi di tengah periode. Penyebabnya adalah tantangan yang signifikan, seperti kebijakan yang kurang tepat, gangguan eksternal, atau perubahan pasar yang mempengaruhi performa.
"Selanjut beberapa beberapa rekomendasi kebijakan yang bisa diteken oleh pemerintah. Pemerintah tentu harus menjaga melalui kebijakan fiskal dan moneter yang terukur, sehingga daya beli masyarakat bisa meningkat," ungkapnya.