BNI Sekuritas Sebut Surat Utang Negara Turun Jadi 6,76 persen
EkonomiNewsHot
Redaktur: Maryanto PM

Ilustrasi BNI Sekuritas. (Humas BNI Sekuritas)

Jakarta, tvrijakartanews - BNI Sekuritas menyampaikan Harga Surat Utang Negara (SUN) berakhir menguat pada perdagangan hari terakhir di pekan lalu. Berdasarkan data dari PHEI, yield SUN Benchmark 5-tahun (FR0104) turun sebesar 10 bp menjadi 6,76 persen, dan yield SUN Benchmark 10-tahun (FR0103) turun sebesar 11 bp menjadi 6,94 persen.

“Berdasarkan data Bloomberg menunjukkan yield curve SUN 10-tahun (GIDN10YR) turun sebesar 2 bp menjadi 7,05 persen,” kata Head of Fixed Income Research BNI Sekuritas, Amir Dalimunthe dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (30/1/2025).

Amir menambahkan volume transaksi SBN secara outright traded tercatat sebesar Rp37.6 triliun di hari Jumat, lebih tinggi dari volume transaksi di hari sebelumnya yang tercatat sebesar Rp12.8 triliun. 

“FR0103 dan FR0104 menjadi dua seri teraktif di pasar sekunder, dengan volume transaksi masing - masing sebesar Rp12,6 triliun dan Rp4,5 triliun. Sementara itu, volume transaksi obligasi korporasi secara outright tercatat sebesar Rp1,3 triliun,” tuturnya.

Menurut Amir, laporan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan beli neto oleh investor asing sebesar Rp11,52 triliun berdasarkan data transaksi tanggal 20-23 Januari 2025. 

“Kemdian Beli neto tersebut terdiri dari beli neto sebesar Rp9,60 triliun di pasar SBN, jual neto sebesar Rp0,35 triliun di pasar saham, dan beli neto sebesar Rp2,27 triliun di pasar Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” jelasnya.

Berdasarkan data setelmen per 23 Januari 2025, selama tahun 2025 nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp2,03 triliun di pasar saham, jual neto Rp1,91 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp2,95 triliun di SRBI.

Data Bloomberg menunjukkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS menguat sebesar 0,69 persen, bergerak dari level Rp16.284/US$ di hari Kamis menjadi Rp16.172/US$ di hari Jumat.

FOMC Meeting pada bulan Januari 2025 memutuskan untuk menahan tingkat suku bunga Federal Funds Rate (FFR) pada level 4,25 persen hingga 4,50 persen. The Fed menilai risiko terkait pencapaian target employment dan target inflasi masih relatif seimbang. Chairman Jerome Powell menyatakan bahwa the Fed tidak dalam kondisi terburu-buru untuk kembali melakukan penyesuaian kebijakan.

Indikator global menunjukkan sentimen yang mixed dibandingkan hari sebelumnya. Yield curve US Treasury (UST) 5-tahun meningkat sebesar 2bp menjadi 4,35 persen, dan yield curve UST 10-tahun bertahan di level 4,55 persen. Sementara itu, Credit Default Swap (CDS) 5-tahun Indonesia meningkat tipis sebesar 1bp menjadi 76bp.  

Amir menuturkan bahwa dengan mempertimbangkan kondisi pasar yang didiskusikan di atas, BNI Sekuritas melihat adanya potensi peningkatan volatilitas pada harga dan yield instrumen SBN berdenominasi Rupiah. 

“Untuk periode 30-31 Januari, kami memperkirakan yield SUN 10-tahun akan berada di kisaran 6,88%-7,09%. Berdasarkan valuasi yield curve, kami memperkirakan bahwa obligasi berikut akan menarik bagi para investor: FR0086, FR0056, FR0094, FR0096, FR0100,” imbuhnya.