APBN Defisit Anggaran Capai Rp104,2 Triliun Pada Maret 2025
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menggelar koferensi pers APBN KITA. (Tangkap layar YouTube Kemenkeu)

Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp104,2 triliun per akhir Maret 2025, atau setara 0,43 persen dari produk domestik bruto (PDB).

"Posisi ini mencapai 16,9 persen dari target defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada 2025 yang senilai Rp616,2 triliun atau setara 2,53 persen dari PDB," kata Sri Mulyani dalam keterangannya dalam konferensi pers APBN KITA, di Jakarta, Rabu (30/4/2025).

Sri Mulyani menjelaskan defisit APBN itu berasal dari pendapatan negara yang baru senilai Rp516,1 triliun atau 17,2 persen dari target tahun ini Rp 3.005,1 triliun, dan belanja negara Rp620,3 triliun atau 17,1 persen dari target Rp 3.621,3 triliun.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menyebutkan pendapatan negara itu sendiri terdiri dari realisasi Penerimaan Perpajakan yang sebesar Rp 400,1 triliun, atau setara 16,1 persen dari target 2025 Rp 2.490,9 triliun.

"Sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Rp115,9 triliun atau 22,6 persen dari target Rp513,6 triliun," tuturnya.

Dikatakan Bendahara Negara ini, untuk penerimaan perpajakan yang berasal dari Penerimaan Pajak sebesar Rp322,6 triliun per akhir Maret 2025 atau 14,7 persen dari target Rp2.189,3 triliun, serta Kepabeanan dan Cukai Rp 77,5 triliun, setara 25,7 persen dari target Rp 301,6 triliun.

Adapun belanja negara yang sudah senilai Rp620,3 triliun berasal dari realisasi Belanja Pemerintah Pusat Rp 413,2 triliun, atau 15,3 persen dari target Rp2.701,4 triliun, dan Transfer Ke Daerah Rp207,1 triliun, 22,5 persen dari target Rp919,9 triliun.

Detail dari Belanja Pemerintah Pusat itu terdiri dari realisasi Belanja K/L yang sudah sebesar Rp196,1 triliun atau 16,9 persen dari pagu Rp1.160,1 triliun, dan Belanja non-K/L Rp217,1 triliun, setara 14,1 persen dari target Rp1.541,4 triliun.

Meskipun realisasi pendapatan dan belanja negara itu telah menyebabkan defisit per Maret 2025 sebesar Rp104,2 triliun, keseimbangan primer masih mampu membukukan surplus Rp17,5 triliun atau minus 27,7 persen dari target defisit keseimbangan primer Rp63,3 triliun.

Khusus untuk realisasi pembiayaan anggaran, realisasi per akhir Maret 2025 sudah sebesar Rp250 triliun, atau sebesar 40,6 persen dari target yang didesain sesuai rencana defisit APBN 2025 sebesar Rp616,2 triliun.