
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli. (Tangkap layar laman resmi Kemnaker)
Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menilai produktivitas bukan hanya dinilai dari kemampuan adaptasi perusahaan. Namunbagaimana hal itu mampu menciptakan sistem kerja yang inklusif dan berkelanjutan.
"Di dunia saat ini, produktivitas bukan hanya tentang melakukan hal-hal lebih cepat atau lebih murah, tetapi bagaimana membantu orang-orang, institusi, dan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan. Termasuk membangun sistem yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan," kata Yassierli dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Yassierli menuturkan masalah perubahan iklim dan teknologi yang berkembang pesat saat ini sebaiknya dihadapi secara bersama-sama, bukan dihadapi secara sendiri-sendiri dalam pembuatan kebijakan.
"Jadi contohnya dalam mengadopsi produktivitas hijau dengan melakukan pendekatan yang mengintegrasikan keberlanjutan dengan inovasi dan kinerja," tuturnya.
Dia menjelaskan adopsi produktivitas hijau, diharapkan dapat mencapai target transisi bersama-sama negara lainnya secara kolaboratif.
Sementara itu, Menaker juga memberi ucapan selamat kepada perwakilan Indonesia, Indra Pradana Singawinata, yang terpilih kembali sebagai Sekjen Asian Productivity Organization (APO) periode 2025-2028.
Yassierli menambahkan pertemuan GB APO ke-67 ini juga merupakan upaya jangka panjang yang dibangun di atas pembelajaran bersama, rasa saling menghormati, dan solidaritas regional.
“Pertemuan ini bukan hanya formalitas, seremonial belaka, tetapi juga menjadi ruang terbuka dan bisa saling berkoneksi. Karena setiap negara anggota membawa kekuatan, tantangan, dan perspektif yang berbeda,"
Secara tiga kali beruntun, Indra menjabat sebagai Sekjen APO periode 2019-222, 2022-2025 dan 2025-2028.
Sebagai perwakilan dari Indonesia, Indra Singawinata menegaskan akan memaksimalkan peran Indonesia dalam kancah produktifitas melalui wadah APO.
"Posisi strategis ini memberikan nilai positif kepada Indonesia sehingga,memberikan kepercayaan internasional bahwa Indonesia mampu memimpin organisasi regional dan internasional," kata Indra.
Sebagai informasi, Indra Pradana terpilih setelah meraih 16 dari 20 suara Anggota APO dalam sidang ke-67 Governing Body (GB) APO di Jakarta. Indra menyisihkan nominasi lainnya yang berasal dari Korea Selatan dan Filipina.
Adapun APO adalah organisasi antar pemerintah yang berfokus pada peningkatan produktivitas di kawasan Asia-Pasifik. APO didirikan pada tahun 1961 dan memiliki 21 negara anggota.
APO didirikan bertujuan untuk membantu negara-negara anggota dalam merumuskan strategi nasional untuk meningkatkan produktivitas melalui berbagai upaya, termasuk penelitian dan pusat keunggulan.