
Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza. (Tangkap layar laman resmi Kemenperin)
Jakarta, tvrijakartanews - Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan program digitalisasi tempat penerimaan susu terbukti telah meningkatkan kualitas susu segar di 96 titik di Indonesia. Pasalnya, Program tersebut dijalankan mengingat industri pengolahan susu saat ini masih mengalami tantangan dalam pemenuhan bahan baku susu segar.
"Program ini terbukti meningkatkan kualitas bahan baku susu segar, serta berperan membangun sistem pengelolaan data yang transparan dan akurat sehingga menekan potensi kerugian sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak," kata Faisol dalam keterangannya di Jakarta, Senin (4/8/2025).
Faisol menuturkan program digitalisasi yang sudah dijalankan sejak tahun 2022 ini melibatkan sembilan koperasi dengan anggota lebih dari 25 ribu orang peternak, dan mencatat produksi 680 ton per hari susu yang berkualitas baik.
"Dari sisi ekspor, kinerja industri pengolahan susu nasional menunjukkan tren pertumbuhan positif yang mencapai 233,5 juta dolar AS pada tahun 2024," ujarnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan, impor sapi perah yang dilakukan oleh pihaknya pada tahun ini yang mencapai 250 ribu ekor bertujuan untuk mengurangi ketergantungan susu impor (substitusi) dan memenuhi kebutuhan susu domestik.
"Yang sekarang kita konsumsi susu, yang di mana konsumsi susu per kapita kita juga masih rendah, itu pun 80 persennya masih impor. Kita ingin gap impor kita perbaiki, di samping juga ada market baru namanya Makan Bergizi Gratis (MBG), maka, mau nggak mau ini kan kejar-kejar antara waktu, antara kebutuhan sama suplainya," kata dia ditemui di Jakarta, Jumat (13/7).
Dikatakan dia, dalam melakukan impor sapi tersebut pihaknya tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), melainkan mendorong pengusaha untuk mendatangkan sapi betina bunting ke Tanah Air.