
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar. (Tangkap layar YouTube OJK)
Jakarta, tvrijakartanews - Otoritas Jasa keuangan (OJK) berkomitmen terus memperkuat tiga pilar utama pengembangan pasar modal. Selain itu, pilar pertama pengembangan pasar modal yaitu peningkatan supply.
"Pertama, peningkatan supply melalui akselerasi pencatatan perusahaan potensial termasuk UMKM dan startup digital, serta pengembangan instrumen pembiayaan inovatif seperti green bonds, sukuk wakaf, dan securities crowdfunding," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam keterangannya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Mahendendra menuturkan pilar kedua yakni penguatan demand dengan memperluas basis investor retail domestik, meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, serta memperluas partisipasi investor institusi.
"Sedangkan pilar ketiga, penguatan infrastruktur pasar dan partisipan melalui transformasi digital, perbaikan sistem pengawasan terintegrasi, dan peningkatan kapasitas kelembagaan," ujarnya.
Menurutnya, isu berkelanjutan juga masih menjadi prioritas pengembangan pasar modal Indonesia. Selain itu, pihaknya secara konsisten mengawal penerapan prinsip-prinsip environmental, social, and governance (ESG) pada semua lini industri jasa keuangan.
Dalam kurun setahun terakhir, nilai transaksi bursa karbon Indonesia terus meningkat dengan nilai per 8 Agustus 2025 mencapai Rp77,95 miliar dan volume transaksi melampaui 1,59 juta tCO2e.
"Ke depan dengan telah diluncurkan perdagangan karbon internasional melalui bursa karbon Indonesia, maka nilai transaksi di bursa karbon diharapkan dapat terus meningkat," imbuhnya.