Menteri ESDM Sebut Indonesia Pemasok Batu Bara Terbesar, Tapi Bukan Penentu Harga
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia. (Tangkap layar YouTube Kementerian ESDM)

Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan Indonesia sebagai salah satu eksportir batu bara thermal untuk kebutuhan pembangkit listrik dunia justru tak bisa berkutik dengan harga di pasar. Sebanyak 45 persen batu bara di pasar dunia berasal dari Indonesia.

"Sebenarnya agak lucu memang, Indonesia eksportir batu bara listrik 45 persen dunia berasal dari Indonesia," kata Bahlil ditemui di Kantor ESDM, Jakarta, Senin (11/8/2025).

Bahlil menjelaskan begitu harga turun tidak menjadi masalah. Karena permintaan sedikit, barangnya banyak. Untuk itu, Revisi RKAB akan kita lakukan tanpa pandang bulu untuk stabilitas.

"Akan ada pajak baik dan pengusaha untung baik atau jangan dimaknai untuk 5 tahun saja, ini untuk anak cucu kita, kita harus kelola hati-hati. Cara pengelolaan harus hati-hati," jelasnya.

Selain itu, Bahlil menjelaskan data produksi batu bara RI sampai Juni 2025. Untuk produksi batu bara RI selama Semester I-2025 sudah mencapai 357,6 juta ton.

"Jumlah produksi pada paruh pertama 2025 ini baru mencapai 48,34 persen dari target produksi setahun yang dipatok sebesar 739,67 juta ton," ungkapnya.

Bahlil menuturkan, dari realisasi produksi batu bara sebesar 357,6 juta ton pada Semester I-2025 tersebut, sebesar 238 juta ton atau 66,5 persen dari produksi tersebut ditujukan untuk penjualan keluar negeri atau ekspor.

"Kemudian, sebesar 104,6 juta ton atau sebesar 29 persen dari produksi dijual untuk kepentingan domestik atau Domestic Market Obligation (DMO), yakni untuk pembangkit listrik, smelter, dan lainnya. Sementara 15 juta ton berupa stok," tuturnya.

Dikatakan Bahlil, target produksi batu bara 2025 berdasarkan target 739,7 juta ton.

"Sekarang kan harga batu bara dunia turun 30 ucapnya. ini terjadi karena supply demand. Total batu bara yang beredar di dunia 1,3 miliar ton. Total kebutuhan 8,9 miliar ton," tambanya.

Bahlil menyebutkan dari 1,3 miliar ton itu Indonesia ekspor, dari data 2024 ke bawah 600-650 juta ton, ini karena RKAB 3 tahun akhirnya harga turun tidak bisa kendalikan.

"Dari jumlah 739 juta ton itu sekarang sudah 357,6 juta ton, DMO 104,6 juta, ekspor 238 juta ton, Stok berapa ini 15 juta ton," imnbuhnya.

Adapun target produksi batu bara hingga akhir 2025 ini yakni mencapai 739,7 juta ton, di mana 239,7 juta ton di antaranya ditujukan untuk domestik atau Domestic Market Obligation (DMO).