OJK Sebut Pertumbuhan Perekonomian Domestik Tumbuh Solid
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar. (Tangkap layar YouTube OJK)

Jakarta, tvrijakartanews - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan perekonomian domestik mencatatkan tingkat pertumbuhan yang solid. Sebab, pada pasar modal IHSG sempat mencetak rekor tertinggi di Agustus 2025.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan kondisi pasar saham sedikit banyak terpengaruhi dengan maraknya aksi demonstrasi masyarakat beberapa waktu terakhir, baik secara fisik maupun melalui online.

"IHSG mencetak rekor tertinggi di Agustus 2025, meskipun dinamika dalam negeri dalam sepekan terakhir ini berdampak terbatas pada volatilitas pasar saham," kata Mahendra, dalam Konferensi Pers RDK Bulanan (RDKB) Agustus 2025, secara daring di Jakarta, Kamis (4/9/2025).

Mahendra menjelaskan berdasarkan assessment atas kondisi lembaga jasa keuangan secara menyeluruh. Sedangkan tingkat likuiditas masih dalam level yang memadai dan didukung solvabilitas yang baik.

"OJK bersama industri jasa keuangan dan asosiasi terkait akan terus melakukan pendataan dan assessment menyeluruh atas dampak dinamika domestik dalam beberapa hari terakhir ini," jelasnya.

Menurutnya, langkah ini dilakukan agar opsi-opsi kebijakan yang diambil didasarkan data yang akurat dan tepat sasaran dalam memastikan sektor jasa keuangan tetap terjaga stabil.

Selain itu, OJK berkoordinasi dengan seluruh Lembaga Jasa Keuangan (LJK) agar dapat melakukan langkah-langkah antisipatif untuk memastikan LJK tetap melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya. OJK juga berkoordinasi dengan dengan seluruh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

"Koordinasi dan sinergi dengan seluruh anggota KSSK juga terus dipererat dalam menjaga dan memitigasi potensi risiko yang dapat mengganggu stabilitas sektor jasa keuangan secara keseluruhan," ungkapnya.

Secara keseluruhan, Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK pada 27 Agustus 2025 menilai sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah dinamika global dan domestik. Dalam laporan terbarunya, IMF merevisi ke atas proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebesar 20 basis point menjadi 3 persen pada 2025 dan 10 basis point menjadi 3,1 persen pada 2026.

Mahendra menambahkan kondisi ini didorong oleh frontloading menjelang kenaikan tarif, serta tarif efektif AS yang lebih rendah dari rencana awal, perbaikan kondisi likuiditas global, serta kebijakan fiskal yang akomodatif. Sejalan dengan itu, WTO juga memperkirakan perdagangan global di tahun 2025 ini tumbuh 0,9 persen.

"Ini lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, minus 0,2 persen, terutama sekali lagi, karena peningkatan frontloading import AS. Perkembangan di negara utama menunjukkan kondisi yang beragam yang mengarah pada peningkatan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global yang mendukung penguatan pasar keuangan serta aliran dana ke emerging markets, termasuk Indonesia," imbuhnya.