Dari Hobi Jadi Cuan: Kisah Anggi, Perajin Rajut Muda Asal Pandeglang
FeatureNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Dari Hobi Jadi Cuan: Kisah Anggi, Perajin Rajut Muda Asal Pandeglang. Foto : Istimewa

Banten, tvrijakartanews - Di sebuah kampung kecil bernama Tenjolaya Tengah, Kelurahan Kabayan, Kecamatan Pandeglang, Banten, seorang perempuan muda bernama Anggi Nursila Dewi (28) berhasil membuktikan bahwa hobi bisa menjadi ladang penghasilan.

Dengan tekad dan kreativitas, Anggi kini meraup keuntungan jutaan rupiah dari kerajinan rajut yang unik dan menarik melalui usaha yang ia dirikan, 'Angfau Craft'. 

Terinspirasi dari Sang Ibu 

Kecintaan Anggi terhadap merajut berawal dari ibunya, yang juga gemar membuat kerajinan tangan ini. Namun, titik baliknya terjadi pada tahun 2018, saat ia mulai menekuni merajut secara serius setelah melihat tutorial di kanal YouTube. 

Berawal dari membuat kerajinan sederhana untuk dipakai sendiri, Anggi kemudian mulai menjual hasil kreasinya. Sambutan pasar ternyata sangat positif. Dari situ, ia memutuskan untuk mendirikan usaha kecil dengan nama Angfau Craft. 

"Awalnya iseng-iseng enggak ada kegiatan terus lihat handphone melalui YouTube dicari-cari ternyata rajutan okeh juga nih dipelajari lah dari situ kemudian jadi hobi yang menghasilkan selain dipakai sendiri juga bisa dijual," jelas Anggi dalam keterangannya yang dikutip, Selasa (10/12/2024).

Kerajinan Bernilai Tinggi 

Anggi menciptakan berbagai produk rajut seperti tas, baju, topi, taplak meja, bros, gantungan kunci, sarung tisu dan botol minuman, sepatu, hingga boneka.

Ia menggunakan bahan seperti benang polyester, nilon, katun, dan wol yang dirajut menggunakan alat hakpen. Harganya bervariasi, mulai dari Rp15.000 hingga Rp500.000, tergantung tingkat kerumitan dan jenis bahan. 

"Kalau untuk harga sendiri mulai dari yang terkecil 15 ribu rupiah, 80 ribu rupiah dan 500 ribu rupiah. Ya menyesuaikan kerumitan hasil rajutan dan bahannya," kata Anggi.

Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, Anggi dibantu oleh ibunya dan beberapa teman. Selain menjual secara offline, Anggi juga memanfaatkan media sosial dan marketplace untuk memperluas pasar. 

"Iya via online juga kita pasarkan, terkadang kalau untuk offline kita ikut bazar-bazar juga. Kita pemasaran pengiriman juga sekitaran Jabodetabek sama dikirim ke daerah Bali," jelasnya. 

Memberdayakan Perempuan di Sekitar 

Dari usahanya, Anggi bisa meraih keuntungan hingga Rp3 juta per bulan. Namun, lebih dari sekadar keuntungan finansial, Anggi memiliki visi untuk memberdayakan perempuan di lingkungannya.

Ia berharap keterampilannya dapat menginspirasi perempuan lain, terutama di Kabupaten Pandeglang, untuk mandiri secara ekonomi. 

Ke depannya, dirinya ingin usaha ini semakin berkembang dan bisa melibatkan lebih banyak perempuan di sekitar. Dengan belajar rajut, selain melatih kesabaran, juga bisa menghasilkan sesuatu yang bernilai.

Pesan untuk Generasi Muda 

Di tengah tantangan dan persaingan bisnis, Anggi tetap optimis. Ia percaya bahwa kreativitas dan ketekunan adalah kunci sukses. Menurutnya, jangan ragu untuk belajar hal baru. Kelihatannya sulit, namun kalau sudah ditekuni, pasti akan terasa menyenangkan.

"Jadi jangan ragu buat belajar rajut, kelihatannya memang rumit tapi kalau memang sudah di dalami pasti ketagihan," jelas Anggi.

Kisah Anggi adalah bukti bahwa dengan kemauan dan usaha, seseorang bisa mengubah hobi menjadi sumber penghasilan yang menginspirasi. Dari sudut kecil Pandeglang, benang-benang rajut Anggi kini membawa cerita besar yang menjangkau berbagai daerah di Indonesia.