
Sumber : IFL Science/ Archives New Zealend Via Flickr (cc by 2.0)
Jakarta, tvrijakartanews - Astronom Jepang merekam sebuah objek yang diduga meteor, kemungkinan besar berasal dari hujan meteor Geminind, telah menghantam sebagian permukaan bulan. Peristiwa ini menjadi sorotan, mengingat Geminind adalah hujan meteor yang tidak biasa, serta berasal dari sebuah asteroid dengan karakteristik mirip komet.
"Puing-puing yang menyebabkan terjadinya Geminid berasal dari asteroid yang dikenal sebagai 3200 Phaethon. Setelah para astronom menemukan Phaethon pada tahun 1983, mereka menyadari bahwa orbit asteroid tersebut cocok dengan orbit meteor Geminid. Hal ini menunjukkan bahwa Phaethon adalah sumber hujan meteor tahunan tersebut. Meskipun sebagian besar hujan meteor berasal dari komet, Phaethon diklasifikasikan sebagai asteroid dekat Bumi dan bukan komet," jelas Serena Whitfield dalam blog NASA.
Serena menambahkan, "Kadang-kadang klasifikasi ini dipertanyakan, karena orbit Phaethon mirip dengan orbit komet dan wahana antariksa STEREO milik NASA pada tahun 2009 dan 2012 mendeteksi ekor yang samar dan cahaya yang cepat di sekitar asteroid yang paling dekat dengan Matahari. Akibatnya, beberapa astronom menyebut Phaethon sebagai 'komet batu', meskipun istilah 'asteroid aktif' mungkin lebih tepat, karena objek serupa telah ditemukan di sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter."
Dilansir dari IFL Science, hujan meteor Geminind pertama kali terlihat menerangi langit pada pertengahan abad ke-19 dan diperkirakan akan aktif dari tanggal 4 hingga 20 Desember 2024, dengan puncaknya pada 13 hingga 14 Desember. Meskipun sebagian besar meteor terbakar habis di atmosfer Bumi, ada kemungkinan beberapa di antaranya akan bertabrakan dengan Bulan, seperti yang disampaikan oleh Daicho Fuji, seorang astronom dan kurator Museum Kota Hiratsuka di Jepang.
Fenomena ini menimbulkan dugaan bahwa kelompok meteor ini mungkin mengandung benda-benda yang lebih besar dan berpotensi berbahaya. Namun, sebagian besar meteor biasanya tidak sampai mencapai permukaan Bumi. Hujan meteor Geminind sendiri dikenal karena memberikan tampilan yang spektakuler di langit setiap tahunnya, meskipun sangat sedikit yang benar-benar menabrak objek seperti Bulan.
Peristiwa ini mengingatkan kita akan dinamika langit yang penuh misteri dan bahaya potensial yang selalu mengintai, meskipun sebagian besar objek langit tersebut tidak pernah mencapai Bumi. (Mita/Audya)