Presiden Macron Sebut Penyair dan Seniman Prancis Perkuat Kedekatan dengan Indonesia
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) bertemu dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto. (Tangkap layar Instagram resmi @prabowo)

Jakarta, tvrijakartanews - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan sejumlah nama penyair dan legenda ternama dunia asal Prancis membangun fondasi untuk kedekatan Indonesia dengan Prancis. Nama-Nama tersebut diantaranya, Jean Nicolas Arthur Rimbaud, Claude Debussy, dan Henri Cartier-Bresson.

"Kedekatan yang saya rasakan di antara kita malam ini bukanlah suatu kebetulan. 12.000 kilometer (jarak) memisahkan dua ibu kota metropolitan kita, tetapi kita tetap terhubung oleh angin sejarah dan napas takdir bersama kita," kata Macron dalam sambutannya di Istana Negara Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Menurut Macron, seniman-seniman ternama Prancis itu yang ikut membangun fondasi untuk kedekatan Indonesia dan Prancis, setidaknya sejak lebih dari seabad yang lalu jauh sebelum Indonesia merdeka.

"Buktinya, selama dua abad, para pelancong dan seniman, pengusaha, peneliti tidak pernah berhenti mengagumi negara anda. Di antara mereka yang mencintai tanah air anda, ada penyair Arthur Rimbaud, yang bermimpi di jalan-jalan Kota Semarang, jantung dari tanah Jawa, sampai ke Tuntang dan Salatiga," ujarnya.

Selain itu, Macron menuturkan ada komponis Claude Debussy yang karyanya banyak terinspirasi dari musik gamelan Jawa saat dia melihat pertunjukan musik gamelan di Paris pada 1889.

"(Debussy) menghembuskan suara puisi kepulauan anda ke dalam musik barat," tuturnya.

Dikatakan Macron, sejumlah legenda fotografi Henri Cartier-Bresson yang banyak mengabadikan keanggunan tarian Bali.

"Henri Cartier-Bresson mengabadikan keanggunan tarian Bali melalui lensanya, serta tarian yang paling indah di matanya, yaitu tarian yang dibawakan istrinya, Ratna Mohini," ungkapnya.

Bagi Macron, seniman-seniman Prancis itu ikut merupakan perantara yang mendekatkan Indonesia dan Prancis hingga saat ini. Tidak hanya para seniman, tetapi ada juga pelajar, mahasiswa, insinyur, dan rakyat Prancis yang merantau dari negerinya untuk bekerja di Indonesia.

Macron pun merangkum kedekatan itu dengan sebuah pepatah dalam Bahasa Indonesia: “Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit”.

Macron yakin sedikit demi sedikit hubungan antarwarga yang terjalin sejak masa lampau hingga saat ini semakin mempererat persahabatan antara Indonesia dan Prancis.

Seniman-seniman yang disebut Macron dalam sambutannya seperti Arthur Rimbaud, merupakan penyair terbaik Prancis yang memengaruhi sastra modern dunia. Rimbaud muda menginjakkan kakinya di Jakarta pada 22 Juli 1876 sebagai serdadu Infanteri KNIL.

Dia kemudian mendapatkan penugasan ke Salatiga, Jawa Tengah, tetapi kemudian desersi setelah dua pekan lebih bertugas pada 15 Agustus 1876. Rimbaud desersi beberapa hari sebelum penugasannya ke Aceh. Dia diketahui terlihat terakhir kali di Stasiun Ambarawa, dan pelariannya itu masih menjadi misteri hingga pada Desember 1876, Rimbaud diketahui telah kembali ke Eropa.

Di pintu kediaman Wali Kota Salatiga saat ini terpasang plakat yang didedikasikan untuk penyair Prancis itu.

Tidak hanya Rimbaud, Debussy, dan Cartier-Bresson, ada juga pelukis perempuan Genevieve Couteau yang karya-karyanya banyak terinspirasi dari Bali.