
Foto: REUTERS/DR. PAUL BENTLEY
Jakarta, tvrijakartanews - Bagaimana jika AI dapat membantu mengidentifikasi dengan lebih baik saat seorang pasien terkena stroke dan apakah penyakit tersebut dapat diobati secara efektif?
Para peneliti dari tiga rumah sakit terkemuka berharap dapat memanfaatkan perangkat lunak baru untuk melakukan hal tersebut.
Para ahli dari Imperial College London, Universitas Teknik Munich, dan Universitas Edinburgh percaya teknologi AI akan membantu menyediakan perawatan darurat yang lebih cepat dan akurat bagi pasien di rumah sakit.
Konsultan ahli saraf Dr. Paul Bentley memimpin penelitian tersebut mengayakan, "Jadi, hal ini tidak hanya membantu kita memahami kapan stroke dimulai dan apakah perawatannya tepat, tetapi juga dapat membantu kita memahami apa yang akan terjadi pada orang tersebut di masa mendatang. Jadi, kita dapat memberi tahu pasien dan kerabatnya tentang kemungkinan kecacatan atau kemungkinan mereka dapat pulih dari stroke. Jadi, ini semua adalah informasi analitis yang dapat kita ekstrak dari pemindaian, yang jauh lebih banyak daripada yang dapat kita lakukan sebelumnya, di mana kita hanya memperkirakan berdasarkan seberapa abu-abu area tersebut.”
Stroke terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak tersumbat atau berkurang, sehingga mencegah jaringan otak mendapatkan oksigen dan nutrisi. Sel-sel otak kemudian mulai mati dengan cepat, jadi mengetahui waktu stroke dimulai sangatlah penting. Perawatan standar hanya berfungsi pada tahap awal pasca stroke dan jika tidak, dapat menyebabkan kerusakan sekunder.
Namun Dr. Bentley mengatakan perangkat lunak tersebut ternyata dua kali lebih akurat daripada metode saat ini, yang biasanya melibatkan penilaian visual pemindaian otak oleh seorang profesional medis, yang melihat seberapa gelap area stroke tampak pada pemindaian CT otak.
"Jadi teknik kami akan berarti sekitar 50, hingga 50% lebih banyak orang akan diberikan pengobatan padahal sebelumnya tidak diberikan atau sebaliknya, karena bisa berbahaya memberikan pengobatan tersebut kepada orang jika sudah terlambat karena ada risiko pendarahan atau penurunan kondisi jika pengobatan diberikan terlalu lambat dan tidak ada kemungkinan manfaatnya," jelas Dr. Bentley.