
Ilustrasi Indodax. (Tangkap layar akun Instagram resmi Indodax)
Jakarta, tvrijakartanews - CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan harga Bitcoin (BTC) melonjak signifikan setelah rilis data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat untuk Desember 2024. Hal ini menjadi cerminan bahwa semakin kuatnya kepercayaan investor terhadap Bitcoin sebagai aset lindung nilai.
"Kita melihat pola yang sama ketika inflasi mulai stabil dan kebijakan moneter cenderung melunak, Bitcoin mendapatkan momentum kenaikan.
Dengan target inflasi The Fed berada di angka 2 persen, hampir tidak ada peluang pemotongan suku bunga di akhir bulan nanti," kata Oscar dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (18/1/2024).
Oscar menambahkan keputusan The Fed akan sangat berpengaruh terhadap pergerakan Bitcoin dan aset kripto lainnya. Saat ini, pasar sangat sensitif terhadap kebijakan moneter.
"Jika The Fed memberi sinyal akan menurunkan suku bunga, maka likuiditas akan meningkat, dan Bitcoin bisa menjadi salah satu aset yang paling diuntungkan," ujarnya.
Menurut Oscar, data Producer Price Index (PPI) yang akan dirilis pada 24 Januari 2025 diharapkan memberikan sinyal tambahan terkait tekanan inflasi yang mulai mereda. Oscar menilai bahwa faktor ini akan memperkuat sentimen bullish bagi Bitcoin.
"Investor institusional kini lebih percaya diri dalam memasukkan Bitcoin ke dalam portofolio mereka. Ketika inflasi dan kebijakan moneter mulai stabil, permintaan terhadap aset kripto cenderung meningkat," ungkapnya.
Dikatakan Oscar bahwa regulasi global juga menjadi faktor penting dalam pergerakan Bitcoin. Dengan semakin banyaknya negara yang mulai menerima Bitcoin sebagai instrumen investasi sah.
"Kita melihat peningkatan adopsi dari institusi besar. Hal ini bisa menjadi pendorong utama bagi harga Bitcoin dalam jangka panjang," tuturnya.
Selain itu, Oscar mengimbau mengingatkan investor untuk tetap berhati-hati terhadap volatilitas pasar.
Bitcoin memiliki fundamental yang kuat, lanjutnya, tetapi kita tetap harus memperhitungkan faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi global dan pergerakan pasar tradisional.
“Saya percaya bahwa 2025 akan menjadi tahun penting bagi Bitcoin dan ekosistem crypto secara keseluruhan. Dengan kombinasi regulasi yang lebih jelas, adopsi institusional, dan momentum pasar, kita bisa melihat Bitcoin mencapai level yang lebih tinggi," imbuhnya.
Sebelumnya harga Bitcoin (BTC) melonjak signifikan setelah rilis data Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat untuk Desember 2024. Inflasi tahunan tercatat di angka 2,9 persen, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Hal ini mendorong nilai Bitcoin melampaui 102.000 dolar AS atau setara dengan Rp1,6 miliar lebih. Kenaikan ini juga diikuti oleh aset kripto lainnya saat pengumuman CPI, seperti Ethereum (ETH) yang mencapai Rp54 juta, XRP di Rp50 ribu, SOL di Rp3,2 juta, dan XLM di Rp7 ribu.