
Gedung Danantara di kawasan Cikini, Jakarta Pusat. Foto Istimewa
Jakarta, tvrijakartanews - Anggota DPD RI Mirah Midadan Fahmid dan Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisah Hastiadi optimistis pembentukan superholding Danantara bisa menarik investor besar ke Indonesia. Namun, keduanya menekankan pentingnya regulasi yang jelas agar Danantara dapat beroperasi secara optimal.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara bakal menjadi mesin baru yang dipersiapkan Presiden Prabowo Subianto untuk menggenjot ekonomi RI. Lembaga ini bakal diluncurkan pada 24 Februari 2025.
"(Danantara) sangat seksi kalau kebijakannya oke. Sangat seksi kalau rules of the game-nya oke. Ini bakal jadi game changer untuk Indonesia," kata Mirah dalam diskusi Economic Discussion di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2025).
Menurutnya, Danantara memiliki potensi besar karena penyertaan modal yang signifikan. "Kita masuk 10 besar dunia untuk modalnya. Jadi penyertaan modal yang sangat luar biasa ini kalau gamenya bagus, rules of the game-nya bagus, itu pasti bakal jadi game changer dan menarik investasi luar biasa," ujar Mirah.
Fithra menambahkan, Danantara memiliki modal yang cukup untuk menjadi faktor penarik investasi. Berdasarkan perhitungannya, kebutuhan investasi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen sekitar Rp13.500 triliun, sementara baseline modal yang tersedia mencapai Rp10.000 triliun.
"Ini menjadi faktor penarik sendiri. Kalau berdasarkan hitungannya, kemarin itu sekitar USD 900 miliar atau sekitar Rp14.000 triliun," jelas Fithra.
Meski demikian, ia mengingatkan bahwa penggunaan dividen dari BUMN untuk modal Danantara dapat berdampak pada penerimaan APBN. "APBN sendiri akan kehilangan potensi antara Rp80-150 triliun. Nah, itu nambahnya dari mana? Itu harus kemudian dipikirkan lagi," ujarnya.
Mirah menilai, tantangan utama dalam pengelolaan Danantara adalah political will pemerintah dalam memastikan efisiensi BUMN. "Apakah masih mau melanjutkan hal-hal seperti sebelumnya atau berani untuk menyelesaikan masalah inefisiensi BUMN?" katanya.
Menurutnya, jika Danantara dikelola dengan tata kelola yang baik, maka Indonesia dapat menarik lebih banyak investor dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.