Ombudsman Dorong Inovasi Program Makan Bergizi Gratis untuk Dampak Lebih Luas
NewsHot
Redaktur: Citra Sandy Anastasia

Ombudsman Dorong Inovasi Program Makan Bergizi Gratis untuk Dampak Lebih Luas. Foto : Istimewa

Jakarta, tvrijakartanews - Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, menegaskan pentingnya inovasi dan keberlanjutan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Program ini tidak hanya bertujuan menyediakan makanan bergizi bagi siswa, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak balita, tetapi juga memiliki dampak luas terhadap kesejahteraan petani lokal melalui efek bola salju (snowballing effect).

"Dengan demikian program MBG akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di pedesaan dan pengurangan pengangguran melalui penyediaan tenaga kerja di SPPG," kata Yeka dalam keterangannya, Rabu (19/3/2025).

Sebagai lembaga pengawas pelayanan publik, Ombudsman berkomitmen untuk terus mengawal dan mendorong penyempurnaan program MBG agar semakin efektif.

Ombudsman juga ingin memastikan setiap tantangan yang muncul dapat diatasi dengan solusi nyata sehingga manfaat program ini dapat dirasakan secara optimal oleh masyarakat, terutama anak-anak Indonesia.

Salah satu bentuk pengawasan Ombudsman terhadap program MBG dilakukan melalui kunjungan bersama Badan Gizi Nasional (BGN) ke Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada Jumat (14/3) lalu.

Dalam kunjungan ini, Yeka menyampaikan beberapa rekomendasi kepada BGN, termasuk optimalisasi administrasi, penyempurnaan distribusi pangan, serta penguatan pengawasan.

"Kami berharap saran ini dapat membantu program MBG berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat maksimal bagi anak-anak sekolah," kata Yeka.

Tinjauan Langsung ke Lokasi

Lokasi pertama yang dikunjungi adalah SPPG Warungkiara, pusat distribusi makanan bergizi untuk anak-anak sekolah. Tim Ombudsman menyaksikan persiapan 3.088 porsi makanan yang akan disalurkan ke 22 sekolah di kecamatan tersebut.

Dari hasil pemantauan, Ombudsman menilai sistem distribusi sudah tertata dengan baik dan berbasis data yang akurat.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa lokasi ini telah menjadi proyek percontohan sejak Januari 2024 dan memberikan manfaat luas, tidak hanya bagi anak-anak sekolah, tetapi juga bagi perekonomian lokal.

Program ini melibatkan sekitar 50 tenaga kerja serta menggerakkan sektor pertanian dan perikanan lokal, dengan pasokan bahan makanan langsung dari peternak ayam, petani beras, dan nelayan.

Selanjutnya, Ombudsman mengunjungi SD Negeri 3 Warungkiara untuk meninjau proses distribusi MBG secara langsung.

Yeka menyoroti penerapan teknologi fingerprint (sidik jari) dalam pembagian makanan sebagai langkah ideal untuk menjaga ketepatan distribusi. Namun, ia mengingatkan agar sistem ini terus dipantau agar berjalan optimal tanpa kendala teknis.

Di titik terakhir, tim Ombudsman meninjau sentra makanan bergizi gratis yang telah dirancang sesuai standar ketat Badan Gizi Nasional. Seluruh proses mulai dari pengolahan hingga distribusi dilakukan dengan pengawasan ketat guna menjaga keamanan pangan dan kandungan gizi makanan.

"Kami mengapresiasi penerapan standar ini yang memastikan setiap makanan yang disajikan benar-benar bermanfaat bagi pertumbuhan anak-anak," kata Yeka.

Dengan berbagai evaluasi dan rekomendasi, diharapkan program MBG dapat terus berkembang dan memberikan manfaat maksimal bagi generasi penerus bangsa.