Trump Tambah Tarif Baru, Rupiah Stagnan Melemah 18,50 Poin Terhadap Dolar AS
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Ilustrasi rupiah. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)

Jakarta, tvrijakartanews - Nilai tukar rupiah ditutup turun 18,50 poin atau 0,11 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan mata uang garuda disebabkan pasar sedikit goyah setelah Presiden AS Donal Trump menambah tarif baru yang juga ditujukan pada beberapa ekonomi utama.

Dari data Bloomberg, rupiah melemah 18,50 poin atau 0,11 persen menjadi Rp16.872 per dolar AS. Sedangkan data Yahoo Finance rupiah melemah 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.860 per dolar AS.

"Di luar Tiongkok salah satunya Indonesia yang terkena dampak tarif 32 persen. Sedangkan tarif timbal balik Trump akan berlaku mulai pukul 00:01 ET (04:01 GMT) pada hari in," kata Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya di Jakara, Rabu (9/4/2025).

Ibrahim menambahkan Trump pada hari Selasa menandatangani perintah yang mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen pada Tiongkok, sehingga tarif kumulatif AS terhadap negara tersebut menjadi 104 persen.

"Angka tersebut jauh di atas 60 persen yang diancam oleh Trump selama upaya kampanyenya tahun lalu," ujarnya.

Trump mengatakan kenaikan 50 persen tersebut merupakan balasan atas pengenaan tarif balasan sebesar 34 persen oleh Tiongkok terhadap AS minggu lalu. bahkan ketika pemerintahan Trump bergerak cepat untuk memulai pembicaraan dengan mitra dagang lain yang menjadi sasaran tarif besar-besaran

"Pelonggaran kontrol yuan oleh PBOC tampaknya ditujukan untuk meningkatkan nilai ekspor Tiongkok, yang pada gilirannya dapat membantu ekonomi terbesar kedua di dunia itu menghadapi perang dagang yang mengerikan dengan AS," tuturnya.

Tiongkok sejauh ini tidak menunjukkan niat untuk mundur, dengan Kementerian Perdagangan berjanji untuk "berjuang sampai akhir" dengan AS atas peningkatan tarifnya.

"Pasar juga berspekulasi bahwa Tiongkok membuang kepemilikannya yang besar atas Obligasi Pemerintah AS, yang menyebabkan lonjakan besar dalam imbal hasil," jelasnya.

Dari dalam negeri, Ibrahim menjelaskan guna untuk menenangkan pasar Bank Indonesia terus melakukan trifle intervensi di perdagangan DNDF yaitu pasar valas, Obligasi dan Repo.

"Sehingga pelemahan rupiah bisa di antisipasi secara kontinyu sehingga rupiah kembali stabil, walaupun pasar global sedang tidak baik-baik saja," ucapnya.

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Maret 2025 terpantau mengalami inflasi 1,65 persen secara bulanan atau month to month (MtM). Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyampaikan pada Maret 2025 terjadi kenaikan IHK dari 105,48 pada Februari 2025 menjadi menjadi 107,22 pada Maret 2025.

Adapun secara year on year (YoY), Indonesia juga mengalami inflasi sebesar 1,03 persen dan secara tahun kalender atau year to date (YtD) terjadi inflasi sebesar 0,39 persen. ”Tingkat inflasi Maret 2025 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya dan Maret 2024,” ungkap Habibullah dalam konferensi pers, Selasa (8/4/2025).

Sebelumnya, konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg, median atau nilai tengah dari 20 ekonom sebesar 1,18 persen secara tahunan atau year on year (YoY). Angka tersebut mengalami lonjakan usai terjadi deflasi pada Februari 2025 sebesar 0,09 persen YoY.

Ibrahim memperkirakan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp16.860 - Rp16.900.