Pecahkan Rekor MURI, 220.000 Ibu-ibu Depok Kumpulkan Minyak Jelantah Untuk Bioavtur
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Wali Kota Depok menerima rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas jumlah peserta terbanyak dalam program bertajuk SERA MIJEL SAE (Sembako Rakyat Minyak Jelantah Sampah Ekonomis). Penyerahan rekor MURI ini digelar di Pemkot Depok pada Minggu (6/7/2025). (Foto: Chaerul Halim).

Jakarta, tvrijakartanews - Kota Depok memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas jumlah peserta terbanyak dalam program bertajuk SERA MIJEL SAE (Sembako Rakyat Minyak Jelantah Sampah Ekonomis).

Program ini berhasil memobilisasi 220.000 ibu-ibu dari 11 kecamatan di Kota Depok, untuk mengumpulkan minyak jelantah yang akan diolah sebagai bahan bakar pesawat (bioavtur).

"Warga Depok yang saya cintai. Alhamdulillah, hari ini kita sama-sama menyaksikan penyerahan rekor MURI terhadap pengumpulan minyak jelantah terbanyak," kata Wali Kota Depok Supian Suri usai menerima penghargaan Rekor MURI di Balai Kota Depok, Minggu (6/7/2025).

Supian menuturkan, setidaknya ada sekitar 45.300 liter minyak jelantah yang berhasil dikumpulkan 220.000 kader PKK se-Kota Depok selama dua bulan terakhir. Minyak jelantah tersebut kemudian diserahkan melalui platform pengelolaan limbah, Greenia.id.

"Iya, selama dua bulan terkumpul sebanyak 45.300 liter dengan dukungan 220.000 kader yang bergerak untuk pengumpulan bersama mitra," ucapnya.

Supian menekankan, program pengumpulan minyak jelantah bukan semata-mata hanya ingin meraih rekor MURI, melainkan untuk menjaga alam agar tidak tercemar.

"InsyaAllah akan terus berlanjutarnya kegiatan ini targetnya bukan rekor MURI, tapi targetnya adalah jangan sampai minyak jelantah tercecer di alam kota Depok sehingga kita kumpulkan," imbuh dia.

Dalam kesempatan yang sama, Commissioner & Co-Founder Greenia, Olivia Ariani Susilo mengapresiasi atas raihan penghargaan Rekor MURI pengumpul jelantah dengan peserta terbanyak.

Dia menilai torehan penghargaan ini bukan sekadar angka, tetapi merupakan suatu gerakan kolektif ibu-ibu yang ingin memberikan arti bahwa suatu perubahan yang besar bisa dimulai dari rumah tangga.

"Gerakan serah minyak jelantah ini sebenarnya bukan hanya gerakan sekadar mengedukasi, tetapi mau menciptakan suatu budaya untuk mengelola limbah rumah tangga. Pada khususnya, hari ini minyak jelantah jangan lagi dibuang ke tanah," imbuh dia.