
Kongres tahunan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) ke-35 yang digelar di Kuala Lumpur. Foto : Reuters
Kuala Lumpur, Malaysia, tvrijakartanews - Kongres tahunan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) ke-35 yang digelar di Kuala Lumpur mencatatkan sejarah baru. Untuk pertama kalinya, tujuh penawaran resmi diterima untuk menjadi tuan rumah Piala Asia 2031 — angka tertinggi dalam sejarah turnamen sepak bola antarnegara terbesar di Asia itu.
Presiden AFC, Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa, menyampaikan kabar tersebut dalam pidato pembukaannya di hadapan para delegasi, termasuk Sekjen FIFA Mattias Grafstrom.
“Merupakan suatu kehormatan besar bagi saya untuk menyambut Anda semua kembali di Kuala Lumpur...,” ucap Sheikh Salman, mengawali pertemuan resmi AFC setelah enam tahun.
Tujuh penawaran tersebut berasal dari:
- Australia
- India
- Indonesia
- Korea Selatan
- Kuwait
- Uni Emirat Arab
- Serta satu pengajuan bersama dari Kyrgyzstan, Tajikistan, dan Uzbekistan
India dan negara-negara Asia Tengah belum pernah menjadi tuan rumah sejak bergabung dengan AFC, sementara Korea Selatan terakhir kali menjadi penyelenggara pada edisi 1960, lebih dari enam dekade lalu.
Sebagai bagian dari efisiensi pemilihan, Sheikh Salman juga mengusulkan voting ganda, yaitu agar tuan rumah Piala Asia 2031 dan 2035 dipilih secara bersamaan. Hal ini bertujuan memberi waktu lebih panjang bagi negara tuan rumah dalam mempersiapkan infrastruktur dan logistik turnamen.
Hingga saat ini, jadwal resmi voting belum ditentukan. Namun, AFC menegaskan bahwa semua proses akan dijalankan secara transparan dan demokratis oleh Komite Eksekutif.
Sebagai catatan, Piala Asia diadakan setiap empat tahun sekali. Edisi mendatang tahun 2027 akan digelar di Arab Saudi, sementara Qatar menjadi tuan rumah terakhir pada 2024, menggantikan Tiongkok yang mengundurkan diri karena kondisi pandemi.
Kongres AFC ke-35 ini juga membahas amandemen statuta organisasi, serta arah pembangunan sepak bola Asia untuk satu dekade ke depan — termasuk penguatan kompetisi klub, program pengembangan pemain muda, hingga digitalisasi kompetisi dan penyiaran.
Dengan semakin banyaknya negara yang antusias menjadi tuan rumah, Piala Asia kini tak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga simbol kebangkitan dan kebanggaan kawasan Asia di panggung global.