BGN akan Tambah Kandungan Susu MBG, Dorong Peternak Lokal Tingkatkan Produksi Susu Segar
NewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Tim Pakar Bidang Susu Badan Gizi Nasional (BGN) sekaligus Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu, Fakultas Peternakan IPB, Prof. Epi Taufik. (Foto: BGN).

Jakarta, tvrijakartanews - Badan Gizi Nasional (BGN) bakal menambah kandungan susu program Makan Bergizi Gratis (MBG) secara bertahap.

Tim Pakar Bidang Susu Badan Gizi Nasional (BGN) sekaligus Guru Besar Ilmu dan Teknologi Susu, Fakultas Peternakan IPB, Prof. Epi Taufik mengatakan, langkah ini sekaligus mendorong produksi susu segar lokal untuk memenuhi kebutuhan minimal kandungan 20 persen susu segar setiap produk susu MBG saat ini.

“Kandungan minimal 20 persen susu segar adalah awal, ketika program ini dapat mendorong produksi susu segar dalam negeri, maka kandungan susu segar dalam susu MBG tersebut akan dinaikkan secara bertahap," kata Epi dalam keterangan tertulis, Senin (13/10/2025).

Dengan kewajiban kandungan minimal 20 persen susu segar pada setiap produk susu MBG, Epi menilai, program ini juga menjadi pasar tetap bagi peternak rakyat di berbagai daerah.

"Oleh karena itu, program ini menyehatkan anak-anak sekaligus menyejahterakan peternak. Jadi, manfaatnya ganda: gizi naik, ekonomi rakyat bergerak, peternak semakin sejahtera,” tutur Epi.

Adapun, program MBG resmi menjadikan susu sebagai salah satu komponen utama dalam paket gizi bagi anak-anak sekolah di seluruh Indonesia.

Untuk itu, Epi menegaskan bahwa pemilihan susu sebagai bagian integral dari MBG didasari bukti ilmiah kuat.

Menurut dia, susu adalah “paket nutrisi unik” yang menyediakan kombinasi gizi penting bagi anak-anak pada masa pertumbuhan.

“Susu memberikan 13 zat gizi esensial, termasuk kalsium, protein, dan vitamin D, yang tidak bisa tergantikan oleh satu jenis makanan lain. Ini bukan hanya soal minuman, tapi tentang membangun fondasi gizi anak Indonesia,” ujar Prof. Epi.

Ia menjelaskan, fase pertumbuhan tercepat anak terjadi pada usia 9–12 tahun — periode ketika kebutuhan kalsium dan protein meningkat tajam.

“Dari hasil penelitian, kontribusi kalsium dari makanan sehari-hari baru sekitar 7–12 persen dari kebutuhan harian. Karena itu, tambahan kalsium dan vitamin D dari susu menjadi sangat penting untuk mencapai pertumbuhan optimal,” tambahnya.