Ketua OJK Nilai Motor Pertumbuhan Ekonomi Harus Semakin Terdiversifikasi
EkonomiNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. (Tangkap layar laman resmi OJK)

Jakarta, tvrijakartanews - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menilai motor pertumbuhan perekonomian harus makin terdiversifikasi atau tidak semata menggantungkan kepada penggerak yang selama ini menjadi tumpuan secara nasional.

"Domestik artinya pertumbuhan ekonomi daerah di setiap provinsi, kabupaten, kota dan tentu kawasan wilayah spasial yang terkait di bawahnya," kata Mahendra dalam acara konferensi nasional di Jakarta, Senin (28/4/2025).

Mahendra mengatakan saat ini perkembangan dari motor-motor pertumbuhan yang berbasis kepada pertumbuhan ekonomi dalam negeri domestik menjadi lebih penting, apalagi mengingat kondisi perekonomian global yang diperkirakan melambat.

"Ini yang menjadi taruhan bagi kita apakah pertumbuhan ekonomi nasional kita akan bisa tetap terjaga atau sepenuhnya tergantung dan terdampak dari perkembangan ekonomi global," ujarnya.

Menurutnya, prospek perkembangan geopolitik dan perekonomian global tampaknya tidak terelakkan menuju arah pemburukan. Bahkan, baru-baru ini Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini dan tahun depan.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2025 dan 2026 dari IMF direvisi ke bawah masing-masing sebesar 0,5 dan 0,3 persen menjadi 2,8 persen dan 3 persen," tuturnya.

Dengan kondisi saat ini, Mahendra menjelaskan maka dibutuhkan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berbasis pada ekonomi daerah.

Mahendra mengamini pengembangan ekonomi daerah yang didorong OJK baru menjadi prioritas dalam satu setengah tahun terakhir ini, mengingat sebelumnya terdapat kekhawatiran risiko conflict of interest dengan tugas utama OJK sebagai pengawas lembaga jasa keuangan serta pelindungan kepada konsumen.

"Namun, dalam perkembangannya, kita juga menyadari bahwa dengan tetap menjaga governance, compliance, objektivitas dan independensi dari pengawasan, dan dengan begitu juga adalah prudential dan governance dari lembaga jasa keuangan, OJK tetap bisa mendukung dengan baik pengembangan ekonomi," jelasnya.

Dalam satu setengah tahun terakhir ini, Mahendra menjelaskan bahwa program pengembangan ekonomi daerah berfokus pada sektor-sektor utama dan komoditas unggulan di masing-masing daerah, khususnya agribisnis dan hortikultura.

"Karena, hal ini dianggap merupakan prioritas dari masing-masing daerah untuk mendorong industri dan komoditas unggulannya dengan melibatkan berbagai peserta aktivitas perekonomian yang sangat penting, utamanya adalah petani, peternak, pekebun, dan nelayan," imbuhnya.