
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso. (Tangkap layar YouTube BI)
Jakarta, tvrijakartanews - Bank Indonesia (BI) menyebutkan hasil Survei Perbankan mencatat bahwa penyaluran kredit baru pada triwulan I 2025 terindikasi tetap tumbuh positif. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2024 sesuai dengan pola historisnya.
"Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) penyaluran kredit baru triwulan I 2025 sebesar 55,07 persen. Pertumbuhan penyaluran kredit baru tersebut didorong oleh seluruh jenis kredit," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangannya di Jakarta, Senin (28/4/2025).
Ramdan menjelaskan data hasil Survei Perbankan Bank Indonesia, nilai SBT penyaluran kredit baru pada triwulan I 2025 lebih rendah apabila dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 97,90 persen.
Menurutnya, dari jenis penggunaannya, kredit baru pada seluruh jenis kredit terindikasi tetap tumbuh di mana kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi dengan SBT masing-masing sebesar 60,35 persen, 35,62 persen, dan 59,25 persen.
"Angka ini lebih rendah dibandingkan SBT pada triwulan IV 2024 masing-masing sebesar 91,70 persen, 88,50 persen, dan 62,90 persen," tuturnya.
Secara sektoral, penyaluran kredit baru tetap tumbuh pada mayoritas sektor, dengan SBT tertinggi pada sektor jasa kemasyarakatan sosial budaya, hiburan dan perorangan lainnya (SBT 81,13 persen), penyediaan akomodasi dan makan minum (SBT 62,53 persen), serta transportasi, pergudangan dan komunikasi (SBT 58,06 persen).
Selanjutnya, kata Ramdan, pada triwulan II 2025, penyaluran kredit baru diprakirakan meningkat dengan SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 81,99 persen.
Standar penyaluran kredit pada triwulan I 2025 diindikasikan lebih longgar dibandingkan triwulan IV 2024, tercermin dari Indeks Lending Standard (ILS) negatif sebesar 1,32. Kebijakan penyaluran kredit diindikasikan lebih longgar, antara lain pada aspek agunan.
"Ke depan, pelonggaran standar penyaluran kredit diprakirakan berlanjut pada triwulan II 2025, dengan ILS negatif sebesar 1,39," tuturnya.
Aspek kebijakan penyaluran kredit juga diprakirakan lebih longgar, antara lain berasal dari suku bunga kredit dan persyaratan administrasi.
Bank Indonesia menyampaikan, hasil survei menunjukkan responden memprakirakan outstanding kredit sampai dengan akhir tahun 2025 terus tumbuh.
Kondisi tersebut antara lain didorong oleh prospek kondisi moneter dan pertumbuhan ekonomi yang tetap baik, serta relatif terjaganya risiko dalam penyaluran kredit.