
Gubernur BI Perry Warjiyo. (Tangkap layar YouTube BI)
Jakarta, tvrijakartanews - Bank Indonesia (BI) memprakirakan potensi kuat penurunan suku bunga suku bunga the Fed atau Fed Fund Rate, ke depannya. Hal ini dipengaruhi penurunan tarif dagang antara Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara partner dagangnya mendorong proyeksi inflasi AS.
"Sehingga hal ini mendorong tetap kuatnya ekspektasi Fed Fund Rate," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam paparan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), di Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Perry menambahkan sejalan dengan hal ini, imbal hasil US Treasury akan bergerak lebih tinggi dari perkiraan awal.
"Sedangkan, BI juga melihat aliran modal ke aset safe haven mengalami penurunan, seiring dengan perbaikan ekonomi global," ujarnya.
Menurutnya, kondisi ini diikuti oleh peningkatan aliran modal ke emerging market.
"Akibatnya indeks terhadap negara maju melemah diikuti pelemahan mata uang negara berkembang," tuturnya.
Namun, dia mengingatkan negosiasi tarif masih dinamis dan ini memberikan ketidakpastian yang cukup tinggi.
"Kondisi ini memerlukan kewaspadaan untuk menjaga ketahanan eksternal mengendalikan stabilitas mendorong pertumbuhan dalam negeri," imbuhnya.