
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. (Istimewa)
Jakarta, tvrijakartanews - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memastikan pemerintah mengucurkan dana sebesar Rp200 triliun untuk lima bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Kebijakan tersebut tidak akan menimbulkan inflasi berlebihan.
"Ini kan kita kemarin lesu ekonominya, dan adanya (penempatan dana) itu pasti akan diserap sistem dan belum akan menimbulkan inflasi sampai beberapa tahun ke depan sampai pertumbuhan ekonomi kita di atas 6,5-6,6 persen. Yang saya sebut adalah demand pull-inflation, artinya inflasi karena permintaan yang terlalu banyak," kata Purbaya dalam keterangannya usai rapat di Kantor Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (16/9/2025).
Purbaya menuturkan anggaran tersebut akan mulai terserap secara efektif ke sector riil paling lambat dalam waktu sebulan. Karena skema ini serupa dengan langkah pemerintah saat pandemi COVID-19 ketika penempatan dana ke sistem perbankan terbukti cepat mendorong pemulihan kredit.
"Kalau di Amerika, delay injeksi uang ke sistem bisa 14 bulan, di sini biasanya empat bulan. Tapi pengalaman 2021, begitu kita inject ke sistem, setengah bulan sampai satu bulan sudah terlihat pembalikan arah kredit. Jadi saya pikir tak akan terlalu lama sampai ekonomi lebih bergairah," tuturnya.
Menurutnya, tambahan likuiditas ini akan mendorong perbankan lebih aktif menyalurkan kredit. Karena pada periode 2020-2022, pemerintah pernah menempatkan dana ke sistem perbankan dengan tujuan memberikan dukungan likuiditas kepada perbankan yang melakukan restrukturisasi kredit/pembiayaan dan/atau memberikan tambahan kredit/pembiayaan modal kerja akibat terdampak COVID-19.
"Kalau kita lihat dari pengalaman tahun 2021, sama waktu itu juga kreditnya masih lemah kan. Waktu itu pemerintah nambah uang ke sistem, kreditnya bisa tumbuh juga. Jadi saya pikir sih ketika uang bertambah ke sistem, dua sisi akan bergerak," ungkapnya.
Oleh karena itu, kata Purbaya, pertama likuiditas bertambah kan, itu otomatis pelan-pelan bunga di pasar akan turun.
"Tadinya orang menaruh uang di bank senang karena bunganya tinggi, pasti akan turun karena banknya juga kelebihan duit kan," ujarnya.
Lebih lanjut, selama ini menurut Purbaya, bank cenderung nyaman dengan keuntungan dari spread bunga. Namun, dengan dana tambahan Rp200 triliun, persaingan akan membuat bank mencari proyek dengan imbal hasil terbaik.
"Jadi likuiditas di sistem perbankan juga akan bertambah dengan signifikan. Jadi ini multiplier dari injeksi uang dari kita ke sistem perekonomian, dan ingat, itu bukan dalam bentuk pinjaman dan lain-lain,” imbunya.