
Pendiri Yayasan Cahaya Cita, Natalie Airlangga Hartarto (tengah), Pendiri Cahaya Cita lainnya, Barindra Surjaudaja (kiri), dan Presiden Direktur Ciputra Artpreneur, Rina Ciputra. (Tvrijakartanews/ John Abimanyu)
Jakarta, tvrijakartanews - Sebanyak 110 lukisan dari berbagai jenis dipamerkan dalam Art Exhibitions Warisan Jiwa, di Ciputra Artpreneur, Jakarta, mulai Jumat (24/10/2025). Pameran yang menghadirkan berbagai aliran lukisan yang diinisiasi gerakan anak muda melalui Yayasan Cahaya Cita ini mengkolaborasikan seni dan charity.
Pendiri Yayasan Cahaya Cita, Natalie Airlangga Hartarto mengaku, ide pameran Warisan Jiwa muncul saat melihat berbagai latar manusia dan kondisinya yang disatukan melalui seni. Menurut Natalie berbagai karakter orang dengan latar belakangnya justru bisa disatukan melalui seni.
Hal inilah yang mendorong dirinya beserta teman-teman satu angkatan sekolahnya di Binus School Simprug menggagas pameran untuk mewadahi seniman lokal memamerkan karyanya. Sekaligus, menjadi gerakan yang muncul dari generasi Z yang mengajak untuk saling peduli dengan sesama.
"Semoga kita bisa promosi culture dan heritage Indonesia, semoga anak muda bisa mengerti dan paham culture kami dari mana dan semoga kita bisa jadikan amal yang baik," ujar Natalie Airlangga Hartarto, Jumat (24/10/2025).
Putri Menko Perekonomian Airlangga Hartarto ini menegaskan, tak ada batasan usia pelukis agar dapat memamerkan karya mereka di Warisan Jiwa. Bahkan, ada pelukis yang masih berusia 15 tahun yang memamerkan karyanya di pameran kedua yang digelar Cahaya Cita ini. Pameran pertama Cahaya Cita digelar setahun lalu.
Dari 110 lukisan, sudah terjual beberapa lukisan saat sebelum pembukaan. Nilai lukisan yang terjual mencapai Rp200 juta. Jika seluruh lukisan terjual dalam pameran ini, nilai total rupiah yang terkumpul sebanyak Rp 2,5 miliar. Sebagian besar hasil penjualan lukisan di pameran ini akan didonasikan untuk membantu pendirian klinik kesehatan di wilayah Cengkareng, Tangerang.
"Kami akan donasi untuk membangun klinik di area cengkareng dan kami akan mengadakan fasilitas seperti sunatan, seperti surgery (operasi) untuk katarak, dan untuk bibir sumbing," tutur Natalie.
Pendiri Cahaya Cita lainnya, Barindra Surjaudaja menambahkan, selain untuk membantu masyarakat kurang mampu, pameran ini juga untuk membantu para seniman lokal mengenalkan karyanya di ruang publik.
Bari menuturkan, banyak seniman atau pelukis lokal di seluruh Indonesia yang masih membutuhkan ruang untuk memamerkan karya yang lebih luas.
“Dengan pameran seni ini, artis-artis lokal ini juga dibantu. Ada banyak sekali artis-artis lokal di seluruh Indonesia yang masih perlu exposure," ujar Bari.
Sementara itu, Presiden Direktur Ciputra Artpreneur, Rina Ciputra mengaku bangga ada gerakan anak muda yang memiliki gagasan memberi panggung pada seniman lokal sekaligus membantu sesama masyarakat yang membutuhkan melalui pembangunan klinik kesehatan.
Menurutnya, sebagus apapun lukisan yang dihasilkan seorang artis, tak ada artinya jika tak bisa dipamerkan dan dikenal secara luas.
“Saya sangat senang dan saya sangat terharu melihat gerakan ini dan memang inilah yang diinginkan mendiang ayah saya Pak Ciputra, membangun tempat Ciputrapreneur," tutur Rina.
Dia berharap, lahir lebih banyak lagi gerakan anak muda yang bisa memprakarsai hal serupa di masa depan. Rina juga mengaku terbuka tempatnya menjadi wadah bagi para seniman untuk menampilkan karya mereka.
"Tempat ini bisa menjadi wadah untuk para artis apakah mereka ini seorang performer apakah mereka seorang pelukis, pemahat, tempat ini menjadi wadah untuk menampilkan hasil karya mereka," pungkasnya.

