Melihat Jejak Kesultanan Banten Lewat Motif Batik
FeatureNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Foto : Dokumentasi Isty/TVRI. Salah satu motif batik Banten, yang digambar oleh alm. Uke Kurniawan.

Tangerang, tvrijakartanews - Provinsi Banten tidak dikenal sebagai wilayah pengrajin batik, ataupun daerah yang memiliki kebiasan membatik. Namun, rupanya kegiatan membatik ini bisa mudah ditemukan hingga Pemerintah Provinsi Banten pun menggagas ide awal pembuatan motif batik. Pemprov Banten kemudian mengeluarkan surat keputusan di tahun 2003 yang membentuk sebuah tim untuk meneliti batik Banten.

Pemilik Batik Mukarnas Banten, Assriana Kennadiany mengatakan bahwa motif batik banten pertama kali digambar oleh sang ayah, Uke Kurniawan berdasarkan 75 ragam motif hias yang ditemukan oleh tim peneliti batik Banten. Ragam hias itu ditemukan pada banyak benda peninggalan Kesulatanan Banten, terutama yang berasal dari masa Sultan Maulana Hassanudin.

"Bisa dibilang, batik Banten lahir di Mukarnas karena memang pertama kali digambar dan diproduksi di galeri ini. Baru kemudian lahirlah motif-motif lain di berbagai kota dan kabupaten," ujar Nadia.

Motif hias tersebut kemudian digabungkan dan membentuk corak batik Banten yang dikenal saat ini. Batik tersebut akhirnya pertama kali dibuat di galeri Batik Mukarnas Banten, yang dikenal sebagai pusat membatik di Banten. Setiap motif batik memiliki filosofinya sendiri dan mengandung sejarah panjang masa kejayaan Kesultanan Banten.

"Saat ini kurang lebih ada 100 motif batik, yang kemudian saling dipadukan. Misalnya ini dalam satu kain ada beberapa jenis motif, seperti motif datulaya, motif surosowan. Warna-warnanya memang mayoritas warna cerah," lanjut Nadia.

Motif batik Banten juga tak luput dari ciri khas Islam, yang tak banyak menggambarkan makhluk hidup. Motif-motif ini kebanyakan menggambarkan satu tempat, baik itu bangunan istana, tempat peristirahatan raja, maupun struktur tata letak Kesultanan Banten. Seperti pada motif Singayaksa yang memiliki makna tempat Sultan Hasanuddin melaksanakan salat istikharah. Sementara untuk teknik pembuatan motif pada dua jenis benda tersebut dilakukan dengan menggunakan cap atau canting.

"Kebanyakan motif batik Banten diambil dari bangunan ataupun tempat di Kompleks Kesultanan Banten. Memang sedikit berbeda dengan batik di daerah lain," lanjut Nadia.

Saat ini, Batik Mukarnas Banten masih terus memproduksi ratusan lembar kain batik setiap harinya. Batik-batik tersebut banyak digunakan sebagai cinderamata bagi tamu negara, maupun dipakai pejabat pemerintahan Banten. Tak hanya itu, galeri Batik Mukarnas Banten juga terbuka untuk umum dan menerima siapapun yamg ingin berlatih membatik.

"Galeri kami terbuka untuk siapapun, kami juga membuka pelatihan membatik untuk siapapun. Ini merupakan salah satu upaya kami melestarikan batik Banten," tutupnya.