Gerakan Ayah Teladan Didorong Lewat Film “Panggil Aku Ayah”, Menteri Wihaji: 20,9 Persen Anak Indonesia Alami Fatherless
FeatureNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Mendukbangga dan Kepala BKKBN, Wihaji / foto: Sanrifa Akmalia

Jakarta, tvrijakartanews - Isu kehilangan peran ayah atau fatherless kembali menjadi sorotan. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga serta Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Mendukbangga/Kepala BKKBN), Wihaji, menyampaikan bahwa saat ini Indonesia tengah menghadapi tantangan serius dalam pembangunan keluarga. Salah satunya adalah tingginya angka anak-anak yang mengalami kehilangan figur ayah secara emosional.

“Di Indonesia, 20,9 persen anak-anak kita mengalami kondisi fatherless. Ayahnya ada, tapi tidak hadir secara emosional. Seperti tidak ada,” ujar Wihaji dalam konferensi pers film "Panggil Aku Ayah" di Epicentrum XXI pada Rabu (30/7/25).

Untuk itu, Kementerian yang dipimpinnya mendorong gerakan GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia) sebagai upaya membangun kembali kelekatan ayah dan anak. Salah satu bentuknya adalah ajakan bagi para ayah untuk terlibat lebih aktif dalam kehidupan anak, termasuk mengantar anak di hari pertama sekolah.

“Waktu masuk pertama anak sekolah kemarin, kami membuat surat edaran agar para ayah bisa ikut mengantar anaknya. Ini salah satu bentuk nyata dorongan agar ayah hadir dan terlibat langsung,” jelas Wihaji.

Langkah ini dinilai penting dalam membangun keluarga yang lebih harmonis. Terlebih, berdasarkan data yang disampaikan Wihaji, dari 72 juta keluarga di Indonesia, terdapat sekitar 11 juta keluarga yang kepala rumah tangganya adalah perempuan. “Ini menunjukkan betapa pentingnya peran ayah yang hadir secara utuh dalam keluarga,” katanya.

Menariknya, pesan tentang pentingnya peran ayah ini juga diangkat lewat film terbaru berjudul Panggil Aku Ayah. Film ini dibintangi oleh Ringgo Agus Rahman, Tissa Biani, Boris Bokir, Myesha Lin, dan Sita Nursanti.

Kisahnya mengikuti perjalanan dua pria dewasa yang tanpa sengaja menjadi sosok ayah bagi seorang anak, setelah ibunya terpaksa menitipkannya sebagai jaminan utang.

Lewat kisah menyentuh dan penuh kehangatan, Film "Panggil Aku Ayah" mengajak penonton untuk merenungkan bahwa keluarga tak hanya dibentuk oleh garis keturunan, tapi juga oleh kasih sayang dan kehadiran yang tulus. Cerita ini sejalan dengan semangat Gerakan Ayah Teladan yang ingin membangkitkan kesadaran pentingnya figur ayah dalam pembentukan karakter dan kebahagiaan anak