
Foto : Dokumentasi Isty/TVRI. Penari di Sanggar Bina Seni Tari Reksa Budaya memperagakan tarian Walijamaliha
Tangerang, tvrijakartanews - Banten dikenal sebagai wilayah dengan corak keislaman yang kental, hal ini dibuktikan dengan banyaknya peninggalan budaya yang memasukan unsur spiritual. Salah satunya adalah tari Walijamaliha, tarian ini merupakan wajah Banten karena digunakan untuk menyambut tamu.
Salah satu inisiator gerakan tari Walijamaliha, Maya Rani Wulan mengatakan bahwa tarian ini termasuk dalam kategori tari kreasi baru. Tarian ini digagas oleh Gubernur Banten, Ratu Atut Choisiyah pada tahun 2000. Ratu menginginkan Banten memiliki tarian selamat datang, agar bisa digunakan ketika menyambut tamu dari luar daerah.
"Yang menggagas bu Ratu, karena ingin Banten punya satu tarian yang menjadi wajah Banten. Tarian yang bisa merepresentasikan Banten di depan tamu-tamu daerah, bahkan dari negara lain," ujar Maya.
Kemudian dibentuklah satu tim yang menggarap gerakan tari, instrumen musik, dan juga kostum yang dipakai. Para penggagas gerakan tari lantas banyak mengambil dari gerakan kesenian tradisional Banten. Salah satu yang paling menonjol adalah gerakan silat. Banyak unsur kebudayaan lain yang dimasukan dalam gerakan tari ini, yang melambangkan Kesultanan Banten.
"Gerakannya diambil dari kesenian yang sudah ada, kita juga memasukan unsur-unsur timur tengah, jawa, sunda, tiongkok, yang memang sejak lama sudah ada di Banten dan jadi bagian Banten. Semua gerakan ini mengambil gerakan khas dari 8 kabupaten dan kota di Banten," lanjutnya.
Kata Walijamaliha sendiri diambil dari bahasa Arab yang terdiri dari tiga kata, yakni wali, jama', dan liha, yang berarti keindahan. Tarian ini diciptakan untuk menunjukan keindahan Banten, bukan hanya dari segi geografis saja, tapi juga dari segi adat istiadat, dan sikap warganya. Selain itu, tarian ini juga menggambarkan keindahan dan keharmonisan kehidupan warga Banten dalam menjalankan ajaran agama dan tradisi lokal.
"Nama walijamaliha itu kan berarti indah, ini menunjukan bahwa warga Banten itu indah. Indah sikapnya, indah budayanya, indah alamnya," papar Maya.
Gerakan tari Walijamaliha diiringi oleh musik tradisional yang menggunakan alat-alat seperti gendang, rebana, dan terompet. Iringan musiknya juga menyiratkan budaya islam yang kental, berpadu dengan nuansa jawa, sunda dan cina. Samar-samar terdengar irama seperti puji-pujian kepada Tuhan, yang biasa ada dalam kesenian rudat.
"Aransemen musiknya diambil dari berbagai aransemen musik tradisional di Banten. Ada bedug, ada rebana, ada juga terompet tradisional sehingga ada beberapa instrumennya yang terdengar familiar di telinga," jelas Maya.
Tari Walijamaliha digunakan sebagai tarian selamat datang atau penyambutan tamu kehormatan. Pada gelaran KTT ASEAN 2023, tarian ini juga ditampilkan di hadapan tamu negara yang datang. Kini, tari walijamaliha sudah banyak dipelajari di seluruh wilayah Provinsi Banten. Regenerasi penari juga terus dilakukan untuk melestarikan tarian ini.