Sate Bandeng Khas Cilegon, Lahir dari Masa Kerajaan Kesultanan Banten
FeatureNewsHot
Redaktur: Maryanto PM

Sate Bandeng Khas Cilegon, Lahir dari Masa Kerajaan Kesultanan Banten / Foto: Dimas Yuga Pratama

Cilegon, tvrijakartanews - Berkunjung ke suatu daerah, kurang lengkap rasanya jika tak mencicipi kuliner khas daerah tersebut.

Salah satu daerah penghasil aneka kuliner terbaik adalah Cilegon, Banten. Kota yang dijuluki sebagai 'Kota Baja' itu ternyata menyimpan berbagai sajian kuliner yang tentunya menjadi daya tarik bagi para pelancong.

Sate Bandeng contohnya. Sate di Indonesia umumnya terbuat dari daging ayam, sapi, kambing, dan kerbau dengan bumbu kacang. Namun berbeda untuk di wilayah Banten seperti di wilayah Serang dan Cilegon, satenya berasal dari daging ikan bandeng.

Paduan daging bandeng dan bumbu rempah rempah terbukti mampu menghasilkan cita rasa makanan khas banten di lidah.

Para penjual sate bandeng bisa ditemui di sepanjang Jalan Raya Serang dan Cilegon. Mereka biasanya memperoleh resep dan teknik membuat sate bandeng dari leluhur. Ini terkait sejarah kemunculan sate bandeng.

Sate bandeng muncul dari lingkungan keraton pada masa Sultan Maulana Hasanuddin, sultan pertama Banten yang memerintah selama 1552-1570.

Pusat pemerintahan Banten kala itu terletak di Surosowan, Serang, dekat Laut Jawa. Wilayah ini biasa disebut Banten Lama.

Sate Bandeng terbuat dari daging ikan bandeng yang segar, dipotong kecil-kecil, dibumbui dengan rempah-rempah seperti garam, gula, dan daun salam, kemudian ditusuk dengan bambu dan dipanggang di atas arang ataupun ada juga yang disajikan hanya dibungkus dengan daung pisang.

Sate Bandeng memiliki ciri khas yang unik, seperti daging ikan bandeng yang lembut dan gurih, Bumbu tradisional yang kuat dan aroma yang khas, Tekstur daging yang empuk dan tidak berbau amis, Penyajian yang sederhana namun menarik.

Saat ini, sate Bandeng menjadi bagian penting dari budaya Banten. Sebab, sate bandeng merupakan makanan tradisional yang turun-temurun, simbol kebersamaan dan kesederhanaan, makanan yang disajikan dalam acara-acara adat dan perayaan, serta makanan yang populer di kalangan masyarakat lokal dan wisatawan.