Sate Klathak Pak Pong, Kuliner Khas Bantul yang Tetap Eksis di Tengah Gempuran Kuliner Kekinian
FeatureHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Kedai sate klathak Pak Pong di Bantul, Yogyakarta. Foto M Julnis Firmansyah

Yogyakarta, tvrijakartanews - Libur Natal dan Tahun Baru 2024 membawa berkah bagi Sate Klathak Pak Pong, sebuah destinasi kuliner khas Bantul, Yogyakarta. Restoran ini dikenal dengan keunikan sate klathaknya, yang ditusuk menggunakan jeruji besi dan disajikan dengan kuah gulai kuning gurih.

Meski kini Yogyakarta tengah dibanjiri dengan kuliner kekinian, jumlah pengunjung Sate Klathak Pak Pong tetap melonjak tajam seelama musim libur Nataru 2024. Dari pantauan di lokasi pada Senin (30/12/2024), restoran dipadati wisatawan lokal maupun luar daerah.

(Suasana kedai Sate Klathak Pak Pong yang ramai pengunjung. Foto M Julnis Firmansyah)

Sate klathak di Pak Pong menawarkan pengalaman kuliner berbeda dibanding sate pada umumnya. Setiap porsi berisi dua tusuk sate dengan potongan daging kambing muda yang besar dan empuk, dilengkapi kuah gulai kuning dan nasi putih.

Harga satu porsi berkisar Rp 32.000, sementara paket lengkap dengan nasi dan minuman dihargai Rp 42.000. Kombinasi sederhana ini menciptakan rasa yang kaya, membuat banyak pengunjung rela antre demi mencicipinya.

(Sate Klathak Pak Pong saat tengah dibakar. Foto M Julnis Firmansyah)

“Sate klathak ini unik karena bumbunya minimalis, hanya garam, namun terasa sangat lezat. Kuah gulainya menjadi pelengkap sempurna,” ujar Ardi, seorang pengunjung asal Jakarta yang TVRI Jakarta News temui di lokasi.

Selama libur Nataru, restoran ini menghabiskan hingga 60 ekor kambing per hari untuk memenuhi tingginya permintaan. Mayoritas pelanggan berasal dari luar Yogyakarta, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

(Satu porsi sate klathak Pak Pong. Foto M Julnis Firmansyah)

Pemilik restoran, Zakiron, mengatakan pihaknya juga menjual berbagai panganan selain sate klathak untuk menarik wisatawan.

“Kami juga menambahkan berbagai fasilitas seperti oleh-oleh khas Bantul untuk menarik lebih banyak wisatawan," kata pria yang akrab disapa Pak Pong itu.

Nama Pak Pong sendiri ternyata berasal dari bahasa Jawa jempong, yaitu sebutan untuk orang yang bangun tidurnya suka molor atau siang-siang. Saat kecil, Zakiron suka jempong, sehingga sama bapaknya dipanggil Pong. Gara-gara itu juga, banyak masyarakat sekitar yang lebih mengenal Zakiron sebagai Pak Pong, ketimbang nama aslinya. Dari situlah nama Sate Klathak Pak Pong kemudian lahir.

(Tempat parkir luas di sate klathak Pak Pong. Foto M Julnis Firmansyah)

Selain hidangan lezat, Sate Klathak Pak Pong menawarkan fasilitas lengkap, seperti area parkir luas, tempat duduk nyaman, dan toilet bersih. Dengan layanan yang ramah dan suasana santai, restoran ini menjadi pilihan utama wisatawan untuk menikmati santapan khas Bantul.

Tips Berkunjung

Bagi wisatawan yang ingin mencoba sate klathak di musim liburan, disarankan untuk datang lebih awal atau melakukan reservasi terlebih dahulu agar tidak perlu menunggu terlalu lama. Selain itu, waktu terbaik untuk berkunjung adalah sore hari, saat suasana di sekitar restoran lebih sejuk dan nyaman.

Dengan cita rasa otentik dan suasana khas pedesaan Bantul, Sate Klathak Pak Pong adalah destinasi kuliner yang wajib dikunjungi saat liburan di Yogyakarta. Rasakan sensasi berbeda dari sate pada umumnya dan nikmati kelezatan yang tak terlupakan.