Sejarah dan Keunikan Glodok Chinatown Jakarta, Pecinan Terbesar di Indonesia
FeatureNewsHot
Redaktur: Heru Sulistyono

Glodok Pancoran Chinatown Jakarta / foto: Sanrifa Akmalia

Jakarta, tvrijakartanews - Glodok, yang terletak di Jakarta Barat, dikenal sebagai kawasan Pecinan terbesar di Indonesia dengan sejarah yang panjang sejak era kolonial. Kawasan ini mulai berkembang saat VOC mengalokasikan Glodok sebagai tempat tinggal masyarakat Tionghoa pada abad ke-17. Kebijakan ini dibuat agar komunitas Tionghoa tidak berdagang di dalam tembok kota Batavia serta lebih mudah diawasi oleh kolonial Belanda. Namun, alih-alih terisolasi, masyarakat Tionghoa justru berhasil membangun perekonomian yang kuat di kawasan ini hingga kini.

Saat berkunjung ke Chinatown Glodok, kamu akan menemukan suasana khas Tionghoa yang begitu kental. Jalan-jalan dipenuhi dengan lampion merah, toko-toko yang menjual rempah-rempah, buah-buahan, serta aneka pernak-pernik khas Tionghoa. Selain itu, ada banyak pilihan kuliner lezat seperti nasi campur, dimsum, mie, dan pangsit yang bisa kamu temui baik di restoran maupun di gerobak kaki lima. Beberapa titik yang wajib dikunjungi antara lain Gang Gloria yang terkenal dengan jajanan legendarisnya, Pasar Glodok, serta Petak Enam yang menjadi pusat kuliner dan tempat nongkrong kekinian.

Selain kuliner, Chinatown Glodok juga menjadi saksi bisu sejarah panjang komunitas Tionghoa di Indonesia. Salah satu bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh adalah Vihara Dharma Bhakti atau Kuil Jin De Yuan yang didirikan pada tahun 1650. Tempat ini merupakan salah satu vihara tertua di Jakarta dan masih aktif digunakan hingga sekarang. Di sekitar Glodok, kamu juga bisa menemukan mansion peranakan yang memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat Tionghoa di masa lalu, serta Gereja Santa Maria de Fatima yang memiliki arsitektur unik khas Tiongkok.

Nama "Glodok" sendiri berasal dari bahasa Sunda, yaitu "golodog," yang berarti pintu masuk ke sebuah rumah. Hal ini berkaitan dengan sejarah Jakarta yang dahulu merupakan gerbang Kerajaan Sunda sebelum dikuasai VOC. Seiring waktu, kawasan ini berkembang menjadi pusat perdagangan dan ekonomi yang sangat penting, terutama karena banyak warga Tionghoa yang dikenal ahli dalam bisnis. Hingga kini, Glodok masih menjadi pusat perdagangan elektronik, obat-obatan tradisional, hingga pernak-pernik khas Tiongkok.

Selain sebagai pusat perdagangan, Glodok juga telah ditetapkan sebagai Desa Wisata Pecinan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Status ini semakin memperkuat daya tarik kawasan ini sebagai destinasi wisata heritage. Wisatawan yang datang tidak hanya bisa menikmati kuliner dan belanja, tetapi juga menjelajahi bangunan bersejarah dengan arsitektur klasik yang memadukan gaya Eropa dan Tiongkok. Salah satu tempat yang menarik untuk dikunjungi adalah Pancoran Chinatown Point, destinasi baru dengan konsep citywalk dan mal tematik yang menyajikan pengalaman wisata modern di tengah sejarah yang kaya.

Setiap tahunnya, Glodok semakin semarak saat perayaan Tahun Baru Imlek dan Festival Pertengahan Musim Gugur. Jalan-jalan di kawasan ini dipenuhi dengan dekorasi warna-warni, pertunjukan barongsai, tarian naga, serta festival kuliner khas Tionghoa. Namun, bagi kamu yang muslim, tetap perlu berhati-hati saat berburu kuliner di sini, karena banyak makanan yang mengandung babi. Meski begitu, ada juga pilihan makanan halal yang bisa dinikmati semua orang. Dengan keunikan sejarah, budaya, dan kulinernya, Chinatown Glodok menjadi destinasi yang wajib masuk dalam daftar kunjunganmu saat berada di Jakarta.